JAKARTA, KOMPAS.com - FIFGroup melalui lima brand service, termasuk FIFAstra sebagai pembiayaan resmi sepeda motor Honda, optimistis industri roda dua Indonesia akan bangkit tahun ini.
Chief Executive Officer (CEO) FIFGroup, Margono Tanuwijaya, mengatakan, kelangkaan cip semikonduktor sejak awal 2022 yang membuat lini produksi terhambat kini telah usai.
"Seperti yang disebutkan oleh Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI). Tentunya hal ini diharapkan dapat memberikan semangat optimistis untuk pertumbuhan kinerja industri roda dua," kata Margono di Jakarta, Selasa (1/11/2022).
Baca juga: Wejangan Marquez Buat Pecco dan Quartararo di GP Valencia 2022
Fakta data AISI mengungkap penjualan motor Januari-Agustus 2022 turun enam persen dibandingkan periode sama tahun lalu, dari 3,3 juta unit pada 2021 menjadi menjadi 3,10 juta unit pada 2022.
Margono mengatakan, permasalahan cip semikonduktor yang sudah selesai memberikan semangat optimisme yang tercermin dari proyeksi penjualan mencapai 5,1 hingga 5,4 juta unit di akhir 2022.
"Pasar motor 5,1-5,4 juta, (pasar motor) Honda sekitar 4 jutaan unit. Kalau 4 juta pembiayaan motor baru kurang lebih 30-32 persen. Jadi (FIFAstra menyalurkan kredit) sekitar 1,2 sampai 1,3 juta unit," kata Margono.
Baca juga: Ingat Lagi 26 Titik Jalan di Jakarta yang Kena Ganjil Genap
Adapun untuk total pembiayaan pada 2022, Margono menyebut dari lima merek atau entitas di bawah FIFGroup, yaitu FIFAstra, Spektra, DANAstra, Finatra, dan Amitra mencapai Rp 36 triliun.
"Ini bukan hanya FIFAstra, tapi ada DANAstra, Spektra, saya sebut sampai September 2,2 juta, masih ada beberapa bulan lagi, kurang lebih FIF dari sisi kustomer tahun ini 3 jutaan dengan total uang finance 36 triliun," kata dia.
FIFGroup
Margono mengatakan, kinerja FIFGroup Januari-September 2022 mengalami kenaikan 6 persen dibanding periode sama tahun lalu meski jumlah kustomer hanya tumbuh 3 persen.
Baca juga: Mulai Rp 112 Jutaan, Cek Daftar Harga LCGC November 2022
"Jadi kalau tahun lalu itu (sampai) September menyalurkan kredit itu 24,5 triliun tahun ini 25,9 triliun. Tapi secara kustomer naik dari 2,13 juta jadi 2,2 juta, jadi selisih 3 persen itu rata-rata pokok utang mengalami kenaikan sedikit," kata dia.
"Dari sisi keuntungan dibanding tahun lalu naik 40 persen, dari 1,7 triliun jadi 2,4 triliun. Kenapa profit ini bisa naik lebih tinggi dari penjualan, karena semakin membaiknya NPL (non perfoming loan) yang ada," kata Margono.
"Tahun 2019-2020, kita tahu NPL pasti mengalami peningkatan tapi semakin ke sini dengan membaiknya situasi ekonomi di dalam negeri NPL mengalami penurunan. Sehingga NPL tahun ini hampir seperti sebelum pandemi," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.