SEMARANG, KOMPAS.com - Meski pengguna mobil transmisi matik sudah menjamur, namun cukup banyak yang belum benar-benar mengerti soal pengoperasiannya.
Seperti diketahui, mobil matik jadi pilihan karena menawarkan kemudahan dan kenyamanan dalam berkendara, apalagi untuk mobilitas di perkotaan.
Tapi lain halnya ketika melintasi medan pegunungan yang banyak dihiasi jalan berliku, menajak, hingga turunan curam.
Kebanyakan pengendara mobil matik malas memindahkan tuas transmisi ke gigi yang lebih rendah dan hanya mengandalkan posisi drive (D) saat menghadapi tanjakan curam.
Baca juga: Tips agar Transmisi CVT pada Mobil Matik Awet
Parahnya, posisi yang sama tetap dipertahankan ketika menghadapi kemacetan di tanjakan, yang padahal memberikan efek buruk bagi kesehatan girboks transmisi.
Lantas apa yang akan terjadi?
Baca juga: Sedan Listrik Toyota Bakal Meluncur, Harga Rp 400 Jutaan
Kepala Bengkel Nissan Setyabudi Semarang Andika Herda Permana mengatakan, imbas dari kebiasaan tersebut akan membuat komponen mekanis girboks lebih rentan kerusakan.
Beban mobil membuat torque converter dan komponen kopling pada mobil transmisi matik cepat panas.
"Transmisi dan mesin gampang overheat. Komponen seperti stator, impeller, turbin dan rumah konversi yang seharusnya bekerja terpisah, berisiko bergesekan secara langsung. Belum lagi bearing-bearing transmisi yang rontok," ucap Andika kepada Kompas.com, Kamis (29/9/2022).
Berikutnya, serpihan pecahan logam berisiko bisa ikut berputar dan merusak komponen girboks yang berujung slip pada transmisi.
Selanjutnya, sistem transmisi matik tak lagi responsif dan berat jika digunakan untuk akselerasi mendadak. Hal ini akan terasa saat akan menyalip kendaraan lain atau menaiki tanjakan curam.
Dampaknya bisa semakin buruk, dua hal yang terjadi adalah transmisi ngelag dan mobil bahkan bisa tetap berjalan meski posisi tuas di N (netral).
"Komponen mekanis girboks yang saling terhubung otomatis mengunci. Lalu, distorsi dan getaran dari dalam membuat kampas kopling tetap menyalurkan tenaga. Seperti selip tapi tenaga mesin tersalur di putaran bawah, pada rpm atas ngempos," katanya.
Baca juga: Bukan Tempat Gembok, Ini Fungsi Lubang pada Rem Cakram Motor
Terpisah, Pemilik Worner Matic Hermas E Prabowo menjelaskan, transmisi matik mobil modern sekarang bisa dibilang sudah canggih dan ada sistem realese-nya.
Dengan gigi transmisi tetap di posisi D, otomatis kopling pada girboks akan lepas sehingga tidak ada daya yang tertahan.
Berbeda dengan transmisi model jadul yang belum dilengkapi sistem release sehingga tenaga tetap tersalur jika posisi tuas tidak netral.
“Kalau model lama yang diproduksi sebelum tahun 2000, kondisi tersebut bisa bikin boros BBM,” ucap Hermas.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.