Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berapa Lama Produksi Bus di Karoseri?

Kompas.com - 28/07/2022, 21:01 WIB
Muhammad Fathan Radityasani,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bus yang beredar di Indonesia adalah buatan karoseri. Jadi ketika mau membeli bus, pertama beli sasis dahulu dan diantar ke karoseri untuk dibuatkan bodinya.

Jadi berbeda dengan membeli mobil biasa di mana saat ke diler, mobil sudah siap, bukan berupa sasis. Oleh karena itu, proses membeli bus bisa dikatakan lebih lama daripada mobil penumpang biasa.

Lalu berapa lama jika mau membuat bodi bus besar di karoseri?

Baca juga: Ini Penyedia Perangkat IoT TAM Fleet di Bus Listrik MAB

Bus AKAP baru PO Sinar JayaINSTAGRAM/HISYAM_2542 Bus AKAP baru PO Sinar Jaya

Export Manager Karoseri Laksana Werry Yulianto mengatakan, lamanya pembuatan bodi bus besar sekitar 45 hari kerja. Namun waktu tersebut belum termasuk antrean di karoseri.

"Kalau standar, estimasinya 45 hari kerja. Kalau individual, bisa lebih lama karena mesti desain lagi," ucap Werry kepada Kompas.com, Kamis (28/7/2022).

Laksana juga memiliki divisi individual, di mana customer bisa memesan seperti apa bus yang diinginkan. Lebih lama karena antara karoseri dan pemesan lebih sering bertemu untuk menentukan seperti apa spesifikasi yang diinginkan.

Baca juga: Toyota Siapkan Fortuner Hybrid, Versi Diesel Mau Dihapus?

"Kalau bus tingkat, prosesnya bisa 60 hari sampai 75 hari kerja. Jadi perhitungan ini kalau sudah masuk jadwal produksi ya," kata Werry.

Untuk proses yang paling lama dalam pembuatan bus, salah satunya saat pengecatan bodi.
Pengecatan sendiri di mulai dari pendempulan bodi, dicat, lalu mengaplikasikan livery sesuai permintaan customer.

Sales Staff karoseri Tentrem Dimas Raditya mengatakan, proses paling lama saat pembuatan selain pengecatan adalah bagian trimming.

“Trimming atau pemasangan interior lebih lama prosesnya. Berbeda dengan proses sebelumnya seperti pembuatan rangka bodi bus, sudah dibantu mesin. Sehingga prosesnya jauh lebih cepat dan presisi,” ucap Dimas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com