JAKARTA, KOMPAS.com - Studi dari LMC Automotive menyebutkan bila banyaknya produk kendaraan berjenis Crossover Utility Vehicle (CUV) atau SUV Crossover, baik yang bermesin konvensional maupun listrik, dapat membuat pasar jenuh.
Pasalnya, seperti dilansir dari Reuters, kendaraan terkait diperkirakan akan mendominasi pasar otomotif dunia, khususnya Amerika Serikat (AS) pada beberapa tahun mendatang.
Bahkan untuk segmen SUV listrik, berpotensi untuk meningkat dua kali lipat atau setidaknya mencapai populasi 2 juta unit tiap tahun pada 2026. Hal ini seiring dengan popularitas Tesla Model Y sebagai SUV listrik terlaris.
Baca juga: Daftar Kendaraan Listrik yang Dipamerkan di PEVS 2022
Lebih jauh, pada 2025 Tesla Model Y akan mengambil porsi 15,6 persen dari segmen SUV kompak dan menengah berteknologi listrik, dari 13 mobil pada kategori yang sama.
Termasuk di dalamnya, Ford Mustang March-E, Hyundai Ioniq 5, serta SUV kompak Rivian R2S. Sementara Chevrolet Blazer listrik berada di urutan ke-2 dengan penguasaan pasar 6,6 persen.
"Namun profitabilitas segmen SUV ini kemungkinan akan menurun secara materai seiring waktu karena persaingan yang semakin ketat," kata analis Bank of America, John Murphy.
Sementara dari sumber data AutoForecast Solutions, pada analis lainnya mengatakan lebih dari 90 model akan bersaing hanya untuk mendapatkan secuil posisi saja di pasar serupa.
Sehingga, lanjut Murphy, besar kemungkinannya untuk pasar mengalami kejenuhan karena membludaknya model kendaraan berjenis crossover SUV.
Baca juga: Bahan Bakar Tidak Sesuai Spesifikasi Mesin, Bikin Performa Loyo
Dalam menghadapi tantangan kompetitif tadi, dealer Chevrolet akan mulai menerima pemesanan pelanggan untuk Chevrolet Blazer listrik pada awal pekan besok (18/7/2022), beberapa bulan sebelum peluncuran produk di musim semi 2023.
Brad Sowers, owner Jim Butler Auto Group mengatakan pelanggan sudah menanyakan perihal Chevrolet Blazer listrik dan SUV Chevrolet Equinox listrik.
General Motors bakal menjual produk ini mulai dari 30.000 dolar Amerika Serikat (AS) atau sekitar setengah harga Tesla Model Y. Sedangkan harga Chevrolet Blazer diperkirakan Brad Sowers mulai dari 36.000 dollar AS.
Mary Barra, Chief Executive General Motors mengatakan produsen ini pasang target untuk mengirimkan 400.000 unit kendaraan listrik baru di Amerika Utara pada 2022 dan 2023.
Peluncuran yang sukses untuk Chevrolet Blazer dan Chevrolet Equinox, keduanya mobil listrik, akan sangat penting untuk mencapai target nanti.
Baca juga: Nissan Leaf Bakal Disuntik Mati?
Sejauh tahun ini, tidak hanya General Motors yang berusaha bersaing dengan Tesla namun Ford Motor Company dan Hyundai di pasar kendaraan listrik Amerika Serikat.
Mobil listrik terlaris General Motors, Chevy Bolt, tidak diproduksi selama berbulan-bulan karena penarikan baterai. Sementara pemasaran produk yang lebih baru seperti GMC Hummer EV, Cadillac LYRIQ, dan pickup listrik Chevrolet Silverado baru saja dimulai.
Keputusan General Motors untuk mulai mempromosikan Chevrolet Blazer listrik jauh sebelum peluncurannya bisa membantu mempertahankan minat pelanggan.
"Langkah menjaga minat konsumen akan mobil lisyrik penting mengingat kami tidak bisa menjual Chevrolet Bolt EV," jelas Steve Hurley, Managing Partner di Stingray Chevrolet di Plant City, Florida, Amerika Serikat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.