JAKARTA, KOMPAS.com - Penyaluran tak tepat sasaran, jadi salah satu tantangan bagi Pertamina dalam memasarkan bahan bakar subsidi, yakni Pertalite dan Solar.
Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga Irto Ginting mengatakan, banyak pengguna dari Solar dan Pertalite yang seharusnya tak berhak mengonsumsi justru menggunakannya.
"60 persen masyarakat mampu atau yang masuk dalam golongan terkaya ini mengonsumsi hampir 80 persen dari total konsumsi BBM bersubsidi," ucap Irto dalam keterangan resminya, Kamis (30/6/2022).
Baca juga: Gemar Konsumsi Pertalite, Ini Dampaknya buat LCGC
"Sedangkan 40 persen masyarakat rentan dan miskin hanya mengonsumsi 20 persen dari total subsidi energi tersebut," katanya.
Menurut Irto, dalam memastikan subsidi energi pihaknya mematuhi regulasi yang berlaku, seperti Peraturan Presiden No. 191/2014 serta Surat Keputusan (SK) Kepala BPH Migas No. 04/P3JBT/BPH Migas/KOM/2020.
Lentaran di lapangan masih tidak tepat sasaran, diperlukan mekanisme baru agar penyaluran Solar dan Pertalite bisa diterima dan dinikmati masyarakat yang berhak.
Baca juga: Daftar Kerugian jika Mobil Mewah Sering Isi Pertalite
Langkah ini dilakukan dengan menerapkan mekanisme pendaftaran yang dimulai 1 Juli 2022 via situs subsiditepat.mypertamina.id. Fungsinya untuk memastikan penyaluran kedua BBM subsidi tepat sasaran.
Setelah melakukan pendaftaran dengan melengkapi persyaratan, seperti KTP, STNK, foto kendaraan, dan alamat email, nantinya akan dilakukan pencocokan data. Bila lancar, masyarakat akan mendapatkan QR Code yang fungsinya sebagai akses membeli Pertalite dan Solar.
Irto mengatakan, pada tahap ini, pendaftaran fokus untuk melakukan pencocokan data antara yang didaftarkan masyarakat dengan dokumen dan data kendaraan yang dimiliki.
"Tujuan pendataan ini tidak lain adalah untuk melindungi masyarakat rentan, memastikan subsidi energi yang tepat sasaran sehingga anggaran yang sudah dialokasikan Pemerintah benar-benar dinikmati yang berhak," ujar Irto.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.