JAKARTA, KOMPAS.com - Mengemudikan kendaraan bermotor roda empat selama berpuasa cukup berbeda karena energi yang digunakan berkurang. Sehingga, pengemudi akan lebih cepat mencapai titik fatigue atau lelah pada tubuh dan otak.
Apalagi, jika kegiatan terkait dilakukan di luar atau melebihi jam biologis tubuhnya. Bisa berakibat fatal karena konsentrasi dan reflek berkendara menurun secara drastis.
"Sehingga, pengemudi perlu mengetahui waktu yang tepat untuk istirahat agar mampu terhindar dari jam-jam rawan," kata Training Director Global Defensive Driving Consulting (GDDC) Aan Gandhi dalam webinar, Sabtu (23/4/2022).
Baca juga: Antisipasi Mobil Terbakar, Ingat Cek Komponen Mobil Sebelum Berkendara
Lebih jauh, menurut Aan, seperti mengutip National Istitute of Health, jam biologis tubuh manusia normal (siang beraktivitas dan istirahat di malam hari) dimulai dari kurang lebih pukul 07.00 AM atau jam tujuh pagi.
Kemudian, akan terus naik hingga pukul sebelas siang. Setelahnya, grafik itu mendatar sampai kurang lebih pukul 13.00 PM.
"Memasuki jam satu sampai tiga siang (13.00 PM - 15.00 PM), grafiknya turun secara drastis. Ini sampai kurang lebih 16.30 PM. Aneh tapi nyata, setelah itu grafik tubuh manusia naik lagi sampai jam sembilan malam," lanjut dia.
"Setelah itu turun lagi, muter terus. Jadi yang perlu diantisipasi pada jam biologis tubuh manusia ini ialah pukul 12.00 PM - 15.00 PM atau siang hari. Ini adalah saat-saat yang genting karena biologis manusia sedang turun," ujar Aan lagi.
Sebagai langkah antisipasi, ia pun mengimbau tiap pengendara yang mudik total hanya mengemudi delapan jam saja dengan skema tiap dua jam sekali beristirahat di tempat yang aman.
Baca juga: Titik Potensi Kepadatan Arus Mudik di Tol Jagorawi
Setiap setelah istirahat, selalu cek kendaraan khususnya pada bahan bakar minyak (BBM) dan tekanan udara pada ban.
"Kita juga kan sedang berpuasa, jadi cepat letih. Istirahat saja 15-30 menit setelah mengemudi selama dua jam," kata Aan.
"Kemudian kita berkendara dua jam lagi, tapi istirahatnya tidak secepat tadi tetapi satu jam agar bisa recovery tubuhnya. Begitu terus skemanya sampai maksimum berkendara delapan jam (4x istirahat)," ucap dia lagi.
Kalau pengemudi memaksa untuk berkendara, respon tubuh akan lebih lambat dari biasanya karena terlalu letih atau mengalami fatigue. Jadi, pengemudi tidak lagi memiliki reflek bahkan cepat mengantuk.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.