Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hati-hati Microsleep Saat Mengemudi, Sopir Wajib Tahu Tanda-tandanya

Kompas.com - 04/03/2022, 14:12 WIB
Serafina Ophelia,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Microsleep merupakan sebuah kondisi yang dialami oleh pengemudi saat berkendara dalam waktu yang lama dan situasi yang monoton.

Ketika seseorang berkendara tanpa disertai waktu istirahat yang cukup, tubuh dan otak diforsir untuk terus bekerja hingga menyebabkan kelelahan. Kondisi ini dapat berakibat fatal bagi pengemudi.

Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI) Sony Susmana menjelaskan, kondisi ini sebenarnya cukup berbeda dengan keadaan mengantuk. Ada beberapa hal yang menandakan bahwa pengemudi sudah kelelahan dan butuh istirahat.

Baca juga: Waspada Microsleep Saat Road Trip Libur Akhir Tahun

"Kalau ngantuk (saat) mengemudi, itu biasanya semua kecepatan, semua reaksi kita melambat. Itu biasanya impact-nya tidak sampai fatal, enggak sampai merenggut nyawa. Nah, kalau microsleep ini, bisa terjadi di kecepatan tertentu," jelasnya saat dihubungi Kompas.com beberapa waktu yang lalu.

Sony memaparkan, saat pengemudi mulai merasa kelelahan, biasanya mereka akan menambah kecepatan dengan alasan menaikkan adrenalin. Hal ini menjadi sangat berbahaya karena di kecepatan tinggi itulah pengemudi terkena microsleep.

"Begitu adrenalin naik, kecepatannya di 140 kpj kemudian terkena microsleep, di kecepatan itulah fatality-nya," kata Sony. "Kalau ngantuk yang tidur adalah matanya, tapi kalau microsleep yang itu itu otaknya."

Seorang pria mengantuk saat sedang mengemudi di dalam mobil. Kondisi ini disebut dengan istilah carcolepsy.monstArrr_/Unsplash Seorang pria mengantuk saat sedang mengemudi di dalam mobil. Kondisi ini disebut dengan istilah carcolepsy.

Dikutip dari Kompas.com, konsultan utama di Snoring & Sleep Disorder Clinic Dr Andreas Prasadja, RPSGT menjelaskan hal yang serupa. Ia memaparkan, microsleep merupakan keadaan tertidur namun dalam waktu yang singkat.

"Jika kejadiannya begini, lagi menyetir, terus tiba-tiba bertanya sendiri, 'kok kita sudah sampai sini ya?' Nah itu artinya separuh otak sudah tertidur. Kita berkendara by instinct," kata dia.

Baca juga: Syarat Usia Terbaru untuk Bikin SIM di Indonesia

Gejala yang cukup umum terjadi menurut Dr Andreas adalah menguap dan mata yang berair. "Apalagi kalau kepala sudah bersandar. Itu sudah sangat bahaya," kata dia.

Ia menekankan, microsleep hanya bisa diatasi dengan tidur dan istirahat yang cukup sebelum melakukan perjalanan jauh.

"Obatnya ya tentu saja tidur. Pinggirkan kendaraan dulu, kemudian tidur barang 15 atau 30 menit," ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau