Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inreyen pada Motor Baru Sudah Tidak Relevan

Kompas.com - 14/02/2022, 17:31 WIB
M. Adika Faris Ihsan,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Salah satu kebiasaan di masyarakat yang masih umum dilakukan terkait pembelian sepeda motor baru adalah melakukan inreyen.

Inreyen merupakan masa break-in atau penyesuaian pada kendaraan baru. Di mana komponen motor khususnya di bagian mesin sedang dalam masa penyesuaian karena baru keluar dari pabrik perakitan.

Tujuan inreyen yakni agar komponen dalam mesin bisa beradaptasi sehingga bisa bekerja secara optimal di masa mendatang. Karena umum diasumsikan sepeda motor yang baru keluar dari pabrik belum siap 100 persen digunakan, sehingga butuh masa penyesuaian.

Baca juga: Curhatan Seorang Pria Gagal Ujian Praktik SIM C pada Jalur Zig-zag

Umumnya, inreyen dilakukan dengan cara tidak menarik tuas gas secara spontan, tidak memacu motor dengan kecepatan tinggi, menjaga RPM mesin pada standar pabrikan, tidak melakukan pengereman mendadak, hingga tidak memaksa motor mengangkut beban berat.

(Ilustrasi) Salah satu diler sepeda motor Honda di Jakarta.KompasOtomotif-donny apriliananda (Ilustrasi) Salah satu diler sepeda motor Honda di Jakarta.

Seluruh poin-poin tersebut dilakukan setidaknya hingga motor mencapai akumulasi jarak tempuh 250 km hingga 500 km untuk pertama kalinya, sebelum melakukan servis pertama.

Usai jarak tempuh tersebut, lantas dilakukan penggantian oli mesin untuk menghilangkan partikel yang tertinggal saat proses perakitan motor.

Baca juga: Rencana Sistem Satu Arah di Jalan Daan Mogot, Tangerang

Instruktur Service PT Surya Timur Sakti Jatim Yamaha Dwi Suwanto pun menjelaskan beberapa hal terkait inreyen sepeda motor guna meluruskan asumsi yang beredar di masyarakat.

"Batas kecepatan, tarikan gas atau akselerasi spontan, rem mendadak, hal tersebut tidak jadi masalah. Karena di motor sudah ada batasan untuk kecepatan maksimal dan seberapa spontan akselerasi serta kemampuan pengeremannya," ujar Dwi kepada Kompas.com, Senin (14/2/2022).

Ilustrasi konsumen mengunjungi diler motor Honda, PT Daya Adicipta Motora (DAM), untuk wilayah Jawa Barat.Dok. DAM Ilustrasi konsumen mengunjungi diler motor Honda, PT Daya Adicipta Motora (DAM), untuk wilayah Jawa Barat.

"Lalu penggunaan beban berlebih. Tiap motor punya batas beban maksimal yang bisa diterima. Baik motor baru maupun lama apabila diberi beban melebihi standar tentu ada efek negatifnya. Seperti akselerasi menjadi kurang dan jika dibiasakan sering angkut beban melebihi standar bisa merusak komponen motor," kata ia lebih lanjut.

Baca juga: Catat, Ini 12 Ruas Tol yang Tarifnya Akan Naik di Kuartal I-2022

Sementara untuk penggantian oli untuk pertama kalinya usai jarak tempuh 500 km ke atas, hal tersebut memang perlu dilakukan untuk memantau kondisi motor lebih dini.

Sehingga menurut Dwi, inreyen atau masa penyesuaian sepeda motor yang baru dibeli sebetulnya sudah tidak lagi relevan. Pabrikan sepeda motor sudah merakit produknya agar bisa langsung siap digunakan.

"Selama penggunaan motor masih dalam standar anjuran baik dari kecepatan maksimal, beban angkut, dan aturan perawatan yang disarankan, motor yang baru dibeli sebenarnya sudah siap 100 persen digunakan," kata Dwi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com