Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Deteksi Kesehatan Mobil dari Warna Asap Knalpot

Kompas.com - 13/01/2022, 10:42 WIB
Aprida Mega Nanda,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Mengetahui kondisi kesehatan mobil bisa dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya dengan melihat warna asap yang keluar dari knalpot.

Jika kendaraan dalam kondisi sehat, asap knalpot itu seharusnya tidak mengeluarkan warna.

Hal ini diungkapkan oleh Dealer Technical Support Dept. Head PT Toyota Astra Motor (TAM) Didi Ahadi. Menurutnya, asap dari knalpot bisa menjadi pertanda kondisi mesin kendaraan.

“Misalkan pada pagi hari saat memanaskan mesin mobil keluar asap tipis dan beberapa saat hilang itu normal. Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan antara udara luar dan udara panas dari knalpot,” ucap Didi saat dihubungi Kompas.com, Rabu (12/1/2022).

Baca juga: Pilihan Motor Sport Naked Bekas di Bawah Rp 10 Juta

Namun, jika asap yang keluar dari saluran pembuangan berwarna putih dan tidak segera hilang meskipun mobil sudah digunakan, bisa jadi pertanda adanya kerusakan.

Asap putih itu bisa disebabkan karena ada oli yang ikut terbakar di ruang bakar,” kata dia.

Ilustrasi kepulan asap hitam mobil dieselcumminsforum.com Ilustrasi kepulan asap hitam mobil diesel
Menurut Didi, kondisi itu bisa disebabkan oleh beberapa hal, seperti ring piston dan sil-sil valve yang sudah aus, atau penyebab lain yang harus ditelusuri dan diketahui kerusakannya.

“Jika asap keluar dari knalpot berwarna hitam bisa jadi disebabkan pengaturan gas buangnya. Itu untuk mobil yang masih di setting untuk komposisi gas buangnya secara manual. Kalau mobil sekarang tidak perlu di setting karena sudah diatur semua oleh ECU (Electronic Control Unit),” kata dia.

Baca juga: Mengenal Ragam Fitur Keselamatan pada Mobil

Sedangkan untuk mobil yang menggunakan mesin diesel atau berbahan bakar solar berbeda lagi cara mendeteksinya.

Untuk mobil solar jika mengeluarkan asap hitam salah satu kemungkinan yang bisa menjadi penyebabnya adalah kondisi saringan udara.

“Misalkan saringan udaranya pampat sehingga pasokan udaranya menjadi berkurang. Ini menyebabkan banyak solar yang terbakar,” kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau