JAKARTA, KOMPAS.com - Penggantian ban mobil idealnya dilakukan sekaligus, yaitu langsung empat unit. Tapi karena pertimbangan tertentu, bisa saja ban diganti setiap dua ban atau malah justru satuan.
Mengingat fungsinya yang sangat penting dan berhubungan dengan keselamatan, apakah menggunakan ban beda merek dalam satu mobil akan menimbulkan risiko berbahaya?
Baca juga: Pertalite dan Premium Dihapus, Apakah BBM Oktan Tinggi Cocok untuk Semua Kendaraan?
Pereli nasional yang juga Brand Ambassador Mitsubishi Indonesia, Rifat Sungkar mengatakan, untuk penggantian ban sebaiknya tidak dilakukan sembarangan.
"Masing-masing ban punya spesifikasi yeng berbeda-beda dan positif negatif side yang berbeda pula. Kalau enggak bisa sama (mereknya), setidaknya ukuran harus sama dan rating ban juga sama," kata Rifat Sungkar, dalam konferensi pers virtual belum lama ini.
Jika terpaksa harus menggunakan ban mobil depan dan belakang beda merk, pastikan ukurannya sama. Hal ini berlaku untuk ban depan, belakang, kanan, dan kiri. Menggunakan ban yang berbeda-beda ukuran hanya akan membuat mobil menjadi timpang dan sulit untuk dikendalikan.
Syarat kedua, ban mobil depan dan belakang beda merk diperbolehkan asal jenis yang digunakan tetap sama. Misalnya, untuk mobil jenis city car, maka harus membeli ban khusus untuk jenis city car. Hal ini dikarenakan setiap jenis ban pada dasarnya memiliki fungsi yang berbeda-beda.
Baca juga: Viral, Video Fortuner Pelat Hitam Pakai Strobo Ngotot Minta Jalan
Ketiga, ban mobil depan dan belakang beda merk diperbolehkan asalkan dipasang pada satu poros. Artinya, satu poros ban tidak boleh dipasangi ban dengan merk berbeda.
Jika ban kanan poros depan menggunakan merk A, maka ban kiri poros depan juga harus menggunakan merk A. Begitu pula jika ban kanan poros belakang menggunakan merk B, maka ban kiri poros belakang juga harus menggunakan merk B.
Memasang ban berbeda merk pada poros yang berbeda akan membuat mobil menjadi tidak seimbang. Ban lama yang aus berdampingan dengan ban baru bisa mengakibatkan laju mobil menjadi timpang. Hal ini tentu berisiko membahayakan keselamatan pengemudi.
Hal yang sama juga dikatan oleh On Vehicle Test PT Gajah Tunggal Tbk, Zulpata Zainal. Ia mengatakan, penggantian ban perlu diperhatikan karena berhubungan langsung dengan keselamatan berkendara.
Baca juga: PO Gunung Harta Buka Trayek Baru dengan Bus Double Decker
"Ban belakang diusahakan traksinya, aspek rasio dan performanya lebih bagus daripada depan. Pernah saya bilang kalau kita cuma ganti ban dua saja, maka ban barunya pakai di belakang. Supaya jangan dapat gejala oversteer," ucap Zulpata.
Sebab kata Zulpata, pada dasarnya semua pabrikan ban yang memproduksi ban untuk pemakaian harian itu cenderung mengarahkan pada understeer atau ban depan telat diajak belok agar lebih mudah dikendalikan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.