Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Marak Kecelakaan Truk, Masih Soal Persaingan Harga

Kompas.com - 25/10/2021, 18:01 WIB
Muhammad Fathan Radityasani,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Kecelakaan truk trailer belum lama ini kembali terjadi. Satu unit truk trailer tidak kuat menanjak di Tol Banyumanik, sehingga mundur dan menabrak beberapa mobil di belakangnya.

Kejadian ini pun diunggah oleh akun dashcam Indonesia di Instagram dan sudah disaksikan lebih dari 18.000 kali. Tentu jika melihat kejadian seperti ini, terasa menakutkan ketika mengemudi di jalan raya dekat dengan truk trailer.

Jika diperhatikan, truk yang gagal menanjak tadi menarik trailer yang tidak seharusnya. Truk berwarna hijau tersebut merupakan model engkel atau dua sumbu roda, seharusnya hanya boleh menarik trailer dengan panjang 20 feet.

Baca juga: Dugaan Skandal di Bengkel AHASS, Ini Kata Teknisi Honda

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Dashcam Indonesia (@dashcamindonesia)

 

Menanggapi kejadian ini, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) Gemilang Tarigan mengatakan, dari beberapa kejadian truk trailer kecelakaan, umumnya terjadi pada trailer 40 feet dan ditarik oleh truk engkel.

“Berarti di sini masalahnya adalah karena kendaraan tidak digunakan sesuai aturan. Jadi ketika muatan panjang ditarik truk yang tidak sesuai, pasti mundur seperti kejadian kemarin,” kata Gemilang kepada Kompas.com, Senin (25/10/2021).

Gemilang mengatakan, sebagian pengusaha truk terlalu memaksakan efisiensi daripada keselamatan. Jadi truk engkel memang lebih hemat dibanding model tronton, tapi malah bisa menyebabkan kecelakaan di jalanan.

Baca juga: Hasil MotoGP Emilia Romagna 2021; Dramatis, Quartararo Juara Dunia!

“Dunia bisnis truk memang keras, selalu mencari peluang. Persaingan tidak sehat, jika dibandingkan, perbedaan ban saja, truk tronton 10, truk engkel cuma enam, jadi banyak penghematan tapi mengorbankan keselamatan,” ucap Gemilang.

Gemilang menyayangkan, para pemilik barang tidak peduli dengan pengusaha truk, hanya mencari yang paling murah. Padahal akhirnya, pemilik barang dan pengusaha truk jadi korbannya jika truk kecelakaan.

“Asuransi juga tidak mau mengurus kalau barang tadi diantar dengan moda yang tepat, jadi sangat merugikan banyak pihak. Tapi masih banyak pengusaha selama ini masih melakukan hal itu, ini akibat bersaing jadi yang paling murah, jadi ongkos murah terus,” ucapnya.

Harapannya, pemerintah bisa lebih tegas terkait bisnis truk di Indonesia. Ketidakjelasan patokan harga pengiriman barang membuat pengusaha truk mengutamakan efisiensi dibandingkan keselamatan kendaraannya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau