JAKARTA, KOMPAS.com – Jalan tol pada umumnya terdiri dari dua sampai tiga lajur. Setiap lajur punya peruntukannya masing-masing, misalnya seperti lajur kanan yang digunakan hanya untuk mendahului.
Namun kondisi jalan tol yang ramai, beberapa orang memilih untuk menyalip dari bahu jalan. Bahu jalan dianggap sepi sehingga bisa digunakan untuk menyalip kendaraan yang lambat.
Padahal bahu jalan dibuat bukan sebagai tempat untuk mendahului. Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia Sony Susmana mengatakan, ada beberapa hal yang membuat bahu jalan tidak aman dipakai untuk menyalip.
Baca juga: Bahas Seberapa Spesial Spesifikasi Aspal Sirkuit Mandalika
“Pertama, bahu jalan itu di luar marka dan terbuat dari alas kerikil. Tempat tersebut dipersiapkan untuk kendaraan rusak dan harus berhenti atau dalam kondisi darurat,” ucap Sony kepada Kompas.com, Sabtu (4/9/2021).
Selain itu, bahu jalan juga digunakan untuk kendaraan darurat seperti ambulans untuk melintas saat jalan tol macet. Jika digunakan dalam kecepatan tinggi, untuk menyalip misalnya, ada risiko mobil tergelincir atau selip.
Baca juga: Perpanjangan Diskon PPnBM Jadi Dilema, Penjualan Mobil Bisa Terdampak
“Bahu jalan itu licin karena alasnya kerikil dan banyak debu. Kecepatan 60 kpj saja mobil pasti goyang, tapi kadang pengemudi enggak sensitif jadi tetap digas. Selain itu elevasinya juga berbeda dengan jalan utama, lebih miring karena untuk pembuangan air,” kata Sony.
Kedua, bahu jalan relatif lebih sempit lebarnya, jadi tidak aman kalau digunakan untuk mendahului. Terakhir, banyak pengemudi di lajur kiri yang kaget ketika disalip mobil dari bahu jalan, sehingga bisa membahayakan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.