JAKARTA, KOMPAS.com – Empat karoseri pembuat bodi bus di Indonesia kembali membuat bodi bus besar dengan model single glass. Padahal ketika bus double glass muncul tahun 2016, bus single glass mulai pudar pamornya.
Sejak tahun 2016, hampir semua karoseri membuat bus dengan model double glass. Bahkan untuk bodi bus medium, dipasang juga bando yang memisahkan kaca depan bagian atas dan bawah.
Namun sejak tahun 2020, bus single glass kembali hadir dengan model baru. Misalnya seperti Tentrem dengan Avante H-X, Laksana Legacy SR2 Single Glass, Morodadi Prima New Patriot dan terakhir ada Adiputro.
Baca juga: Muncul Lagi, Keluhan Soal Kerusakan AC Wuling Confero S
Bus AKAP baru PO ANS
Lalu sebenarnya kenapa karoseri kembali membuat bodi bus Single Glass?
Kusririn, Manager Design karoseri Laksana mengatakan, tren bus double glass sudah bereda kurang lebih lima tahun. Sayangnya kenyamanan penumpang jadi kurang maksimal karena terhalang bando di bus double glass.
“Mungkin sudah saatnya beralih ke single glass karena kejenuhan tren yang saat ini terjadi. Single glass menjadi solusi kenyamanan saat naik bus, sehingga sekarang kembali tren,” kata Kusririn kepada Kompas.com, Selasa (3/8/2021).
Baca juga: PPKM Level 4 Diperpanjang, Ingat Lagi Syarat Berkendara di Ibu Kota
Kenyamanan dengan pandangan yang luas ke depan bisa dirasakan sampai penumpang baris ke lima. Namun dari bus single glass ini dibutuhkan pembaruan atau facelift agar tampilannya semakin menarik.
Deddy Hermawan, Development Design karoseri New Armada mengatakan, kembali trennya bus single glass ini karena desakan dari para penggemar bus. Mereka sangat terganggu pandangan ke depan ketika naik bus dengan double glass.
“Mereka kerap menyuarakan back to single glass karena setelah sekian lama cukup terganggu kenikmatan pemandangan mereka saat naik bus,” ucap Deddy.
Selain itu, peran penggemar bus sebagai corong komunikasi produsen bodi (karoseri) dengan customer sangat berpengaruh pada perkembangan bus di Indonesia. Ada kalanya perspektif penggemar bus jauh lebih dalam atau luas dibanding karoseri dengan customer.
“Sah-sah saja ide atau masukan dari berbagai pihak, nanti kembali lagi, karoseri atau PO bus yang akan memutuskan ide mana yang bisa diwujudkan,” kata Deddy.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.