Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dampak Penggunaan Cairan Disinfektan pada Kabin Mobil

Kompas.com - 19/07/2021, 11:45 WIB
Aprida Mega Nanda,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Guna menekan penyebaran virus corona atau Covid-19, berbagai daerah melakukan penyemprotan dengan menggunakan cairan disinfektan di jalanan dan fasilitas umum.

Penyemprotan ini dilakukan dengan berbagai cara, seperti contoh di Jawa Tengah, penyemprotan cairan disinfektan di lakukan menggunakan kendaraam water canon brimob.

Sementara untuk di Ibu Kota Jakarta, penyemprotan cairan disinfektan dilakukan mengunakan drone dan spray darat seperti yang dilakukan oleh personel gabungan Pemprov DKI Jakarta beberapa waktu lalu.

Tidak hanya itu saja, para pemilik mobil juga melakukan penyemprotan cairan disinfektan pada interior mobil agar kabin tetap steril dan terhindar dari virus Covid-19.

Baca juga: Mobilitas Masih Tinggi, Korlantas Minta Masyarakat Taat PPKM Darurat

Lantas, apakah hal tersebut sebenarnya aman dilakukan?

Owner 28 Autodetailing Bintaro Adhimasya Trinanda mengatakan, penggunaan cairan disinfektan sebetulnya tidak disarankan untuk kendaraan roda empat baik pada bagian eksterior maupun interior.

“Segala cairan yang mengenai bodi mobil pasti akan menimbulkan waterspot (jamur). Simplenya, jika kita semprotkan air keran ke bagian mobil dan tidak langsung di lap pasti akan menimbulkan waterspot, apalagi menyemprotkan cairan disinfektan yang bersifat korosif ke bahan metal,” ujar Adhimasya saat dihubungi Kompas.com, Senin (19/7/2021).

Berkendara Toyota Fortuner VRZ, di Merapah Trans Jawa 4 2019Kompas.com Berkendara Toyota Fortuner VRZ, di Merapah Trans Jawa 4 2019

Adhimasya melanjutkan, bagian interior juga tidak boleh sembarang disemprot disinfektan, terutama untuk yang berbahan leather atau kulit. Karena pada dasarnya, bahan leather atau bahan kulit emang tidak boleh terkena alkohol.

“Lebih baik konsultasi kepada salon mobil yang lebih memahami bahan dan cairan apa yang cocok digunakan untuk menghilangkan bakteri dan virus, yang tentunya sudah pasti aman dan tidak akan meninggalkan bercak atau efek-efek lainnya,” kata Adhimasya.

Baca juga: Kerja Sama Mobil Listrik, Honda Terbuka Untuk Membentuk Aliansi Baru

Pendapat berbeda justru diungkapkan oleh Edy, Pemilik bengkel spesialis interior mobil Vertue Concept di Sunter, Jakarta Utara. Menurutnya, lebih baik membersihkan kabin mobil dengan sabun bayi sebab sudah dipastikan lebih aman untuk interior mobil.

“Lebih disarankan disinfektan yang biasa digunakan bayi (sabun bayi) atau menggunakan merek tertentu yang sudah dipastikan tidak akan memiliki dampak negatif. Selain aman untuk interior, bahan tersebut juga aman untuk orang yang akan masuk mobil,” ucapnya.

Sementara itu, Dokter Rumah Sakit Moh Hoesin Palembang Daniel Bramantyo menjelaskan, cairan disinfektan itu berbahaya bagi manusia jika terkena langsung.

“Bahan-bahan yang digunakan untuk disinfektan itu adalah senyawa karsinogenik, dan sejauh ini belum ada cairan lain yang bisa menggantikan (disinfektan), jadi pengggunaannya sangat berbahaya dan tidak disarankan,” kata Daniel.

Daniel menambahkan, efek yang didapat dari terkena cairan disinfektan secara langsung terhadap manusia berbeda-beda tergantung daya tahan tubuhnya masing-masing.

“Kalau yang hipersensistif, terkena sedikit saja bisa sesak dan batuk, gangguan salur pernafasan bahkan sampai intoksikasi (keracunan), namun untuk orang yang normal mungkin efeknya tidak akan sejauh itu,” ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau