Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belajar dari Kecelakaan Mobil Bak, Sopir Harus Larang Penumpang Nekat

Kompas.com - 28/05/2021, 08:22 WIB
Dio Dananjaya,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Kasus kecelakaan Mitsubishi L300 bernomor polisi N 9610 BD yang mengangkut rombongan penumpang di Kabupaten Malang, Jawa Timur, Rabu (26/5/2021), telah diungkap penyebabnya oleh polisi.

Kapolres Malang AKBP Hendri Umar, mengatakan, dari hasil olah TKP terungkap dugaan bahwa sopir pikap mengantuk hingga menabrak pohon.

Bukti ini menguat setelah tidak ditemukannya jejak rem di sekitar lokasi kejadian. Selain itu, keterangan dari penumpang pun menyebutkan bahwa kendaraan yang mereka tumpangi kadang cepat dan kadang lambat.

Baca juga: Kenali Ciri-ciri Kerusakan Transmisi pada Mobil Matik

Ilustrasi kecelakaan mobil bak.Screenshot Instagram @agoez_bandz4 Ilustrasi kecelakaan mobil bak.

"Penyebabnya kemungkinan besar adalah karena si sopir dalam keadaan ngantuk,” ujar Hendri, dikutip dari Kompas Regional (28/5/2021).

“Karena tadi sempat kami tanyakan, dia menyampaikan tidak dalam kecepatan yang terlalu tinggi. Tapi dalam keadaan ngantuk," kata dia.

Meski begitu, polisi masih belum melakukan pemeriksaan secara resmi kepada sopir bernama Mochamad Asim (44) karena masih dalam perawatan di rumah sakit.

Baca juga: Ada yang Baru, Ini Ragam Pelat Nomor yang Berlaku di Indonesia

Masyarakat Suku Tengger dengan mengenakan masker berada di mobil bak terbuka menuju kawasan Gunung Bromo untuk melaksanakan perayaan Yadnya Kasada, Probolinggo, Jawa Timur, Senin (6/7/2020). Perayaan Yadnya Kasada merupakan bentuk ungkapan syukur masyarakat Suku Tengger dengan melarung sesaji berupa hasil bumi dan ternak ke kawah Gunung Bromo.ANTARA FOTO/ZABUR KARURU Masyarakat Suku Tengger dengan mengenakan masker berada di mobil bak terbuka menuju kawasan Gunung Bromo untuk melaksanakan perayaan Yadnya Kasada, Probolinggo, Jawa Timur, Senin (6/7/2020). Perayaan Yadnya Kasada merupakan bentuk ungkapan syukur masyarakat Suku Tengger dengan melarung sesaji berupa hasil bumi dan ternak ke kawah Gunung Bromo.

Hendri juga mengatakan, sopir pikap L300 saat itu membawa 13 penumpang. Para penumpang pulang dari acara arisan di Ranupani, Kabupaten Lumajang.

Jumlah korban meninggal awalnya berjumlah tujuh orang dan kini bertambah menjadi delapan orang.

Menanggapi kejadian ini, Jusri Pulubuhu, Founder & Training Director Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC), mengatakan, sopir harus bertanggung jawab penuh atas barang atau penumpang yang dibawa.

Baca juga: Harga Naik Bulan Depan, Pesanan Honda City Hatchback Moncer

Mobil pikap pembawa papan karangan bunga untuk Ahok dicegat satpam di depan Komplek Pantai Mutiara, Jakarta Utara, Kamis (24/1/2019).KOMPAS.com/Ardito Ramadhan D Mobil pikap pembawa papan karangan bunga untuk Ahok dicegat satpam di depan Komplek Pantai Mutiara, Jakarta Utara, Kamis (24/1/2019).

“Apabila terjadi kecelakaan, sopirlah yang harus dimintai keterangan. Oleh karena itu, sopir harus mempertimbangkan ulang jika ingin mengangkut penumpang. Karena kalau penumpang sampai meninggal, sopir bisa masuk penjara,” ucap Jusri, kepada Kompas.com (28/5/2021).

“Keselamatan penumpang adalah tanggung jawab sopir. Tugas sopir harus melarang dan mengingatkan penumpang yang nekat,” tuturnya.

Selain itu, Jusri juga mengatakan, pengemudi truk atau mobil bak harusnya memikirkan risiko menaikkan pemudik yang menumpang. Jika ada yang ingin naik, sopir mobil bak seharusnya dengan tegas menolak.

Baca juga: Segera Meluncur, Harga Daihatsu Rocky 1.2 Lebih Murah dari 1.0 Turbo

Ilustrasi sopirThinkstock Ilustrasi sopir

“Dari sisi pengemudinya, harusnya tidak memaksakan itu. Artinya dia tahu sekali bahwa itu bukan buat manusia, buat barang. Jadi jangan pernah melakukan hal itu berapa pun biaya yang dikasih ke dia," kata Jusri.

“Sebelum melakukan sesuatu di luar norma-norma yang ada, baik aturan lalu lintas dan keselamatan, tolong aspek keselamatan diri kita dipertimbangkan,” ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau