JAKARTAM KOMPAS.com - Mobil dengan transmisi otomatis atau mobil matik memang lebih mudah dioperasikan, lantaran pengemudi tidak perlu injak kopling untuk pindah gigi.
Meskipun terlihat mudah, tetapi tetap ada tekniknya, apalagi jika menemui jalan menanjak alias tanjakan.
Training Director Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) Jusri Pulubuhu mengatakan, pada dasarnya perlakuan mobil matik dan manual saat melibas tanjakan atau jalan pegunungan tidak jauh berbeda.
Baca juga: Target Pasar Fin Bledhex Berbeda dengan Varian Mesin Biasa
“Saat kita mengoperasikan mobil di hill driving atau mountain driving, naik turun lebah begitu, maka setiap sebelum tanjakan persneling sudah diturunkan dari Drive (D) ke Low atau ke 2 (bagi yang sudah ada) kata Jursi saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (17/4/2021).
Posisi transmisi low atau 2 pada mobil matik ibaratnya seperti gigi 1 pada mobil manual. Baik digunakan untuk tanjakan yang sangat curam, atau ketika terjebak macet dan berjalan merayap di tanjakan.
Baca juga: DFSK Sebut Alasan Kendaraan Listrik di Indonesia Tidak Berkembang
“Jangan lagi di tanjakan baru melakukan perpindahan, karena kalau dilakukan saat di tengah tanjakan dan elevasinya curam, maka mobil bisa hilang tenaga, sebab harusnya ada daya luncur yang dipelihara,” katanya.
Jusri menyarankan, kalau pun harus berhenti di tanjakan pastikan untuk menginjak rem, Kalau pun berhenti cukup lama maka perpindahan persneling ke gigi netral dan kemudian aktifkan rem tangan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.