Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banyak Dialami Pebalap MotoGP, Apa Itu Penyakit Arm Pump?

Kompas.com - 01/02/2021, 08:42 WIB
Donny Dwisatryo Priyantoro,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Balapan MotoGP tak hanya menuntut konsentrasi tinggi, tapi juga fisik yang kuat. Tak jarang ada pebalap yang mengeluh dirinya mengalami arm pump saat balapan hingga performanya terpengaruh.

Banyak yang akhirnya terpaksa menjalani pengobatan untuk menghilangkan arm pump. Namun, proses penyembuhannya tidak sebentar dan dapat berdampak juga pada performa di atas motor.

Baca juga: Jadwal Baru MotoGP 2021: Ceko Keluar, Indonesia Masih Cadangan

Secara medis, kondisi yang disebut arm pump ini dinamakan Chronic Exertional Compartment Syndrome.

Cal Crutchlow saat berlaga di MotoGP Eropa. (Photo by JOSE JORDAN / AFP)JOSE JORDAN Cal Crutchlow saat berlaga di MotoGP Eropa. (Photo by JOSE JORDAN / AFP)

Dikutip dari The-race.com, menurut Mayo Clinic, arm pump adalah kondisi otot dan saraf yang disebabkan oleh olahraga yang menyebabkan rasa sakit, bengkak, dan kadang cacat pada otot lengan yang terdampak. Arm pump terjadi karena konsekuensi dari otot lengan yang membengkak karena aktivitas dan menjadi terlalu kencang.

Otot terbungkus rapi dalam jaringan yang disebut fasia. Bagian ini tidak terlalu fleksibel. Sehingga, ketika otot yang terlalu banyak berolahraga dipompa dengan darah, tapi tidak bisa mengalir dengan baik.

Dengan otot yang mengembang, tapi dihadapkan dengan penghalang yang kokoh, arm pump menjadi setara dengan perban yang dibungkus terlalu erat, memutus aliran darah ke dan dari otot, serta membuat saraf kesemutan dan tidak merespons dengan benar.

Baca juga: Tanpa Tunggu Vaksin, MotoGP 2021 Tancap Gas dengan Prokes Sama

Hasilnya, lengan menjadi bengkak karena keseleo dan membuatnya keras. Di saat yang bersamaan, tangan juga mengalami kesemutan dan mulai mati rasa, dikombinasikan juga dengan rasa sakit.

Arm pump biasanya muncul di akhir balapan dan akan membuyarkan konsentrasi pebalap ketika terjadi.

"Ketika Anda mulai mengalami masalah dengan arm pump, Anda tidak akan pernah mengalami masalah kecil. Ketika Anda mendapatkannya, Anda mendapatkannya dengan buruk. Dari saat Anda meninggalkan pit, Anda berpikir 'kapan itu akan terjadi?'" ujar Sam Lowes.

Sam Lowes.Motorsport.com Sam Lowes.

Menurut Sam, arm pump akan membuat sinkronisasi otak dengan tangan menjadi terganggu. Butuh waktu untuk tangan melakukannya.

"Ini kacau, karena ketika Anda sangat fokus di balapan dan Anda juga merasakannya, membuat balapan terasa sangat lama. Anda berjuang setiap saat, mengorbankan saat-saat berkendara. Sulit untuk memimpin balapan dengan kondisi seperti itu," kata Sam Lowes.

Itu sebabnya sebagian besar pebalap dengan senang hati mengambil tindakan ekstrem untuk mengatasi masalah arm pump. Tindakan tersebut melibatkan fasiotomi, pembedahan yang memerlukan anestesi umum yang membuka lengan, memotong celah di fasia, dan kemudian menjahitnya kembali.

Biaya yang harus dikeluarkan juga tidak murah. Menjalani tindakan tersebut di rumah sakit pilihan untuk pebalap MotoGP, seperti Rumah Sakit Barcelona Universitari Quiron Dexeus, butuh biaya sekitar 8.000 euro atau sekitar Rp 136 jutaan per lengan.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Cal Crutchlow (@calcrutchlow)

Ada juga tindakan yang lebih ekstrem jika fasiotomi gagal berfungsi, yang membawa segala macam komplikasi tambahan. Jika menghilangkan tekanan dengan celah di fasia tidak berhasil, langkah selanjutnya adalah menghilangkan seluruh lapisan, prosedur invasif yang membuka masalah lebih banyak bagi pebalap. Operasi tersebut yang membuat performa Cal Crutchlow di sepanjang MotoGP 2020 terganggu.

Ada satu cara untuk mengantisipasi terjadinya arm pump, yakni dengan kerja keras dan latihan. Pebalap motocross disebut paling sedikit mengalami masalah arm pump. Trek yang bergelombang dan balapan yang intens membuat pebalap motocross lebih mampu mengatasi masalah fisik dibanding pebalap yang hanya berlatih di trek aspal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau