Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kena Macet Saat Liburan, Jangan Ngomel di Depan Anak

Kompas.com - 20/12/2020, 09:41 WIB
Aprida Mega Nanda,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Momen libur panjang natal dan tahun baru seperti saat ini, kerap dimanfaatkan banyak masyarakat untuk menghabiskan waktu bersama keluarga atau teman untuk bepergian ke luar kota.

Bagi Anda yang melakukan perjalanan bersama anak dan balita patut memperhatikan beberapa hal.

Anak dan balita rentan mengalami pengalaman yang tidak menyenangkan ketika menempuh perjalanan jarak jauh. Pasalnya, perjalanan yang lama dapat membuat anak cepat lelah dan menimbulkan rasa bosan.

Namun, ada beberapa panduan yang dapat dilakukan untuk meminimalisasi rasa tidak nyaman anak dan balita sehingga tidak rewel saat menempuh perjalanan jauh:

Baca juga: Simak Rekayasa Lalu Lintas dan Pembatasan Parkir di Rest Area Jalan Tol

1. Komunikasi dengan anak tentang perjalanan

Penting untuk memberi penjelasan kepada anak mengenai tujuan, waktu tempuh, tansportasi yang digunakan. Hal-hal yang dapat dilakukan dan dihindari, serta aturan yang berlaku selama di perjalanan.

Arahan secara jelas juga akan membantu anak untuk lebih memahami situasi yang akan di hadapi dan bagaimana harus bersikap.

Selain itu penting untuk sesuaikan waku perjalanan dengan siklus tidur dan bangun si kecil. Sebagai contoh, perjalanan darat lebih baik dilakukan pada pagi hari atau larut malam.

Ilustrasi mudik bersama keluarga.SHUTTERSTOCK Ilustrasi mudik bersama keluarga.

2. Rencanakan perjalanan sedetil mungkin

Sebaiknya buat rencana liburan yang pasti sejak awal. Usahakan agar rutinitas selama perjalan tidak terlalu berbeda dengan di rumah. Misalnya, menentukan bahwa jam 12 siang harus singgah untuk makan di restoran.

“Perlu diingat anak membutuhkan waktu untuk beberapa kali istriahat, misalnya sekitar 2 jam sekali. Walaupun yang menyetir masih kuat, namun hal ini harus dilakukan,” ujar Psikolog Anna Surti Ariani saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (19/20/2020).

3. Persiapkan kebutuhan anak

Hal yang utama adalah orang tua harus memastikan kondisi fisik anak prima sebelum melakukan perjalanan mudik. Persiapkan semua kebutuhan utama dan darurat dengan baik.

“Seperti pakaian ganti, kalau anak berkeringat atau muntah di jalan, popok sekali pakai untuk anak yang masih mengompol. Hingga kantung pipis atau pispot yang akan berguna jika anak sudah ingin buang air namun tidak bisa berhenti. Ini terutama untuk anak yang sudah tidak menggunakan popok lagi,” kata Anna.

Pastikan juga anak dapat tidur dengan nyaman selama di perjalan. Benda-benda yang disukai dan biasa membuat anak nyaman, misalnya bantal atau guling tertentu.

Keuntungan mudik dengan MPV lainnya adalah mobil ini memiliki tempat khusus untuk menaruh barang bawaan di bagian belakang.SHUTTERSTOCK Keuntungan mudik dengan MPV lainnya adalah mobil ini memiliki tempat khusus untuk menaruh barang bawaan di bagian belakang.

4. Bawa mainan

Bawalah berbagai hal yang bisa menambahkan kenyamanan anak saat dalam perjalanan. Pastikan permainan atau aktivitas yang dilakukan dapat membuat anak senang ketika mudik.

“Utamakan mainan yang compact, bukan yang punya banyak bagian kecil seperti lego atau balok kayu. Contoh mainan yang bisa dibawa seperti boneka, board game bermagnet, papan tulis dengan spidol terikat di papan tulis, buku aktivitas anak (buku stiker, buku gambar, buku pop up), buku cerita anak, dan lain-lain,” ucap Anna.

Ketika mengeluarkan mainan di mobil, Anna menyarankan, sebaiknya hanya mengeluarkan 1 mainan saja, tidak mengeluarkan lebih dari satu.

Pertama supaya tidak berantakan, kedua agar anak lebih berkonsentrasi pada permainan itu, ketiga untuk ‘buying time’ supaya anak tak mudah bosan.

“Jangan lupa saat ingin mengeluarkan mainan lain, anak diminta membereskan dulu mainan yang sedang dimainkan. Proses membereskan juga akan menambah waktu aktivitas sehingga anak tak mudah bosan,” ujarnya.

Baca juga: Seberapa Efektif Bengkel Berjalan Auto2000?

5. Jaga suasana hati

Orang tua merupakan nahkoda bagi mental si anak. Ia bisa merasakan saat ayah atau ibunya tidak memperhatikan atau sedang dalam suasana hati yang buruk.

Contoh, saat perjalanan macet, orang tua yang biasanya penyabar bisa menjadi emosional dan sering marah-marah. Karena hal ini, si anak bisa jadi bingung dan rewel.

Oleh sebab itu, orang tua juga harus mampu menjaga suasana hati serta bisa tenang dan tidak panik jika menghadapi kondisi darurat.

Meski begitu, Anna mengingatkan, saat berlibur keluar kota di masa pandemi Covid-19, perlu diingat bahwa sebetulnya potensi tertular saat ini masih cukup besar, apalagi untuk anak-anak.

“Jadi untuk seluruh tips berikut, yang sangat penting diutamakan adalah keamanan dan keselamatan anak. Seperti batasi jumlah penumpang mengikuti aturan pemerintah daerah (seluruh daerah yang akan di lewati) dan ingatkan anak untuk tetap menggunakan masker terutama ketika behenti di rest area,” tutup Anna.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com