Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan Tertipu, Begini Cara Membedakan Suku Cadang Asli atau Palsu

Kompas.com - 28/11/2020, 14:42 WIB
Aprida Mega Nanda,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Saat ini marak beredar suku cadang imitasi di pasaran. Meski secara bentuk fisik antara suku cadang asli atau palsu hampir serupa, namun dari segi kualitas sangat berbeda.

Biasanya suku cadang palsu dibanderol dengan harga yang lebih murah. Bila konsumen terlanjur menggunakannya, justru bisa menimbulkan banyak kerugian.

Baca juga: Mobil Listrik Honda Berstatus Mobil Terbaik Jerman

“Antara suku cadang palsu dan asli sebenarnya hanya dibuat menyerupai, tapi bicara soal fungsi dan materilnya itu beda. Beberapa contoh kasus yang sering terjadi seperti filter udara, filter oli, dan juga oli,” ujar Technical Service Executive Coordinator Astra Daihatsu Motor (ADM) Anjar Rosjadi kepada Kompas.com, Jumat (27/11/2020).

Saat membersihkan filter udara, jangan lupa gunakan sarung tangan.
SHUTTERSTOCK Saat membersihkan filter udara, jangan lupa gunakan sarung tangan.

Untuk filter udara, sekilas memang nampak serupa antara produk asli dan palsu, tapi jika dicek lebih detail ada banyak perbedaan. Salah satu perbedaannya adalah dengan melihat kertas filter, yang asli lebih luas dan tebal setidaknya 0,75 mm. Sedangkan yang palsu kertasnya tidak luas dan tipis atau kurang dari yang asli.

Baca juga: Ditilang, SIM Juga Bisa Dicabut Ini Aturannya

Sementara untuk pelumas atau oli, menurut Anjar, cara membedakannya bisa dilihat dari warnanya. Oli palsu cenderung lebih keruh lalu disertai dengan aroma yang aneh, sedangkan yang asli cenderung bening dan tidak berbau.

Adapun untuk filter oli, Anjar menjelaskan, dari segi bentuk juga sama dengan asli, tetapi yang palsu bisa dikenali dari penggunaan material yang kasar dan bentuknnya tidak rapih.

Ilustrasi kampas rem mobil dan piringan cakram.STANLY RAVEL-KOMPAS.com Ilustrasi kampas rem mobil dan piringan cakram.

Begitu juga dengan kampas rem, untuk yang asli materialnya non-asbestas dan warna kompositnya cokelat, sedangkan yang palsu sebaiknya dengan ciri-ciri warna komposit abu-abu.

“Komponen tersebut paling sering dan bisa merugikan konsumen bila digunakan. Untuk filter udara palsu bisa membuat kotoran masuk ke ruang pembakaran, lalu berdampak tidak maksimal yang membuat efisiensi berkurang, begitu juga untuk filter oli,” kata Anjar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau