JAKARTA, KOMPAS.com – Ada anggapan semakin sering mobil digunakan maka akan cepat rusak, sementara jika mobil jarang dipakai maka dapat memperpanjang usia pakainya. Benarkah anggapan tersebut?
Kepala Bengkel Auto2000 Cilandak Suparna, Jakarta Selatan, mengatakan, sejumlah komponen mobil punya usia pakai yang harus diganti secara rutin. Dipakai atau tidaknya sebuah mobil, perawatannya tetap sama.
“Misalnya oli, meski mobil tidak dipakai harus tetap diganti jika sudah enam bulan. Jadi bukan berarti kalau mobil disimpan, komponennya awet,” ujar Suparna, kepada Kompas.com beberapa waktu lalu.
Baca juga: Mengenal Kawasaki KR-1S, Motor Sport 250 cc Tercepat di Dunia
Salah satu bagian yang rentan rusak jika mobil tidak dipakai adalah aki. Masalah pada aki biasanya tidak adanya siklus arus listrik untuk pengisian ulang, saat mobil jarang dipakai aki rentan tekor.
“Sebab saat kondisi mati, sejumlah bagian kelistrikan mobil tetap menyala dan butuh daya listrik. Seperti misalnya alarm mobil, yang tenaganya bersumber dari aki,” katanya.
“Untuk aki sebenarnya sama saja meski dilepas sekalipun, harusnya bila mobil jarang dipakai itu minimal dipanaskan dua hari sekali agar ada suplai listrik baru,” ucap Suparna.
Baca juga: Ban Mobil Tiba-Tiba Pecah, Jangan Injak Pedal Rem
Komponen lain yang rentan mengalami kerusakan adalah bagian kaki-kaki, terutama ban. Karena terlalu lama diam, tekanan angin ban bisa berkurang hinga akhirnya kempis.
“Efeknya dinding ban bisa rusak jika terlalu lama tertekan oleh bobot mobil. Selain itu bearing roda juga bisa kena, karena tidak ada rotasi atau pergantian tumpuan pada ban,” ujarnya.
Selain itu, komponen rem juga bisa kena masalah. Contohnya bagian piringan cakram dan kaliper berpotensi karat, sehingga saat mobil digunakan dan rem diinjak akan timbul bunyi-bunyi dari rem.
“Wiper juga harus dicek, karena kalau lama tidak digunakan dia bisa getas dan akhirnya tidka maksimal saat menyeka air,” kata Suparna.
Cara Menghidupkan Mobil yang Benar
Technical Service Executive Coordinator Astra Daihatsu Motor (ADM) Anjar Rosjadi menjelaskan, hal ini bisa perpengaruh pada kerja motor starter.
“Menyalakan mobil sebelum lampu indikator kembali ke normal sebenarnya bisa membuat kerja motor starter akan lebih berat saat dihidupkan, karena biasanya suplai bahan bakar belum naik,” ujar Anjar kepada Kompas.com di Jakarta Jumat (14/02/2020).
Tidak hanya itu, bila langsung menghidupkan mobil saat lampu indikator pada speedometer belum kembali normal, maka sistem injeksi dan elektrik starter akan bekerja berbarengan. Hal ini bisa memicu aki cepat soak bila sering dilakukan, karena aki harus bekerja secara ekstra.
Anjar juga menjelaskan bahwa kebiasaan tidak mematikan AC dan audio ketika mematikan mobil perlahan juga dapat merusak mesin.
”Pada prinsipnya ketika mematikan mesin mobil, baik AC maupun audio sebaiknya juga ikut dimatikan. Jadi ketika mobil dinyalakan otomatis yang ada hanya beban mesin, tidak ada beban audio atau AC. Meskipun sebenarnya secara sistem komputer tidak serta merta menyala,” ujarnya.
Setidaknya dengan pola seperti ini menurut Anjar bisa menjaga kualitas mesin mobil, baik ketika mesin mobil mati ataupun hidup.
Selain itu mesin mobil juga akan lebih stabil karena tidak terbebankan oleh audio atau AC ketika dinyalakan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.