Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Faktor Penyebab Aquaplaning Akibat Terjang Genangan Air di Jalan Tol

Kompas.com - 25/02/2020, 10:39 WIB
Dio Dananjaya,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Memasuki akhir bulan Februari, Jakarta banjir lagi. Sejumlah ruas jalan kembali digenangi air karena intensitas hujan yang cukup tinggi sejak Senin (24/2/2020).

Pengguna jalan tol harus lebih waspada, sebab kondisi jalan yang digenangi air berpotensi menyebabkan aquaplaning.

Aquaplaning atau hidroplaning adalah kondisi saat ban kehilangan daya cengkeram saat melintasi air.

Baca juga: Daftar Jalan Tol yang Tergenang Air, Waspada Efek Aquaplaning

Ilustrasi berkendara saat hujan.Larmoyeux & Bone Ilustrasi berkendara saat hujan.

Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI) Sony Susmana, mengatakan, gejala aquaplaning biasanya hanya terjadi sesaat, namun efeknya dapat membuat celaka.

Menurutnya, salah satu penyebab aquaplaning adalah memacu kendaraan dengan kecepatan tinggi. Oleh sebab itu, pengemudi dituntut lebih waspada dengan lingkungan di sekitar, kurangi kecepatan saat melewati genangan air.

“Pengemudi banyak yang tidak paham aquaplaning, hal ini terjadi saat melewati genangan air dengan kecepatan tinggi,” ujar Sony kepada Kompas.com belum lama ini.

Baca juga: Tak Hanya Kecelakaan, Truk ODOL Juga Kuras Uang Negara

Perhatikan kedalaman tapak ban sebagai indikator aus.caradvice.au Perhatikan kedalaman tapak ban sebagai indikator aus.

Di samping memperhatikan kecepatan, pengemudi juga harus memastikan tapak permukaan ban masih cukup tebal. Sebab aquaplaning biasanya terjadi pada mobil dengan kondisi ban yang sudah aus.

“Kondisi ban yang sudah aus membuat ban lebih mudah terangkat dari aspal. Apalagi dengan kecepatan yang cukup tinggi, sudah cukup untuk membuat ban mobil kehilangan traksi,” katanya.

“Selain itu, penting juga untuk memantau tekanan angin. Pengemudi harus menyesuaikan tekanan angin sesuai anjuran pabrikan yang biasanya tertera pada tire placard di pintu maupun pilar B kendaraan,” ucap Sony.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau