Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Target Pertumbuhan Industri, Kemenperin Sasar Investasi dan Ekspor Otomotif

Kompas.com - 20/02/2020, 14:42 WIB
Ruly Kurniawan,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menargetkan pertumbuhan industri pengolahan nonmigas bisa mencapai 8,3 persen pada tahun 2024.

Demi mencapai hal tersebut, kerja keras dan koordinasi lintas sektoral baik pemerintah pusat dan pemerintah daerah (Pemda) akan dikuatkan. Sehingga, kontribusi sektor manufaktur bagi perekonomian nasional mencapai 18,9 persen.

"Kami akan meyakinkan para calon investor sektor industri agar mau masuk ke Indonesia, terutama untuk menghasilkan produk subsitusi impor," kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita di keterangan resminya usia rapat kerja, Kamis (20/2/2020).

Agus juga menyatakan bahwa dirinya telah meminta kepada semua jajaran agar memiliki kemampuan menganalisa pencapaian target kuantitatif.

Baca juga: Gaikindo Targetkan Penjualan Mobil 2020 Naik 5 Persen

"Selain itu, yang terpenting adalah bisa menyusun respons kebijakan yang cepat dan tepat," kata dia.

"Kami sangat optimis dengan beberapa komitmen industri skala besar seperti Hyundai, Toyota, dan Amazon," lanjut Agus.

Sementara itu, untuk mengenjot nilai ekspor manufaktur nasional Kemenperin juga mengajak pelaku industri lebih agresif membuka peluang pasar di negara nontradisional.

Selain itu, perlu juga ada perluasan atau diversifikasi produk ekspor yang diarahkan untuk menikmati fasilitas pembiayaan ekspor.

Sebab, menurut Menperin, pembentukan lembaga pembiayaan industri merupakan hal yang sangat penting, sesuai amanat Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian.

Baca juga: Pertumbuhan Otomotif Astra Melambat di Januari 2020

“Kami meyakini, dengan dibentuknya lembaga pembiayaan, bisa memberikan ruang bagi industri dalam negeri untuk masuk ke produk yang selama ini masih di impor. Jadi, industri kita bisa mudah mendapatkan modal. Kami berharap mereka meningkatkan pagu kredit dan memperluas jenis produk manufaktur,” ungkap Agus.

Bahkan, sesuai arahan Presiden Joko Widodo, industri otomotif di Tanah Air perlu dipacu untuk mengisi pasar ekspor, khususnya ke Australia.

Hal ini memanfaatkan peluang dari ratifikasi perjanjian Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA).

"Langkah lainnya, tentu pengoptimalan program Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN). Untuk mendorong P3DN, kementerian dan lembaga yang mendapatkan APBN, khususnya untuk belanja modal harus menggunakan sebesar-besarnya untuk membeli produk dalam negeri,” ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kanada Ajukan Keluhan ke WTO Buntut Tarif Baja dan Aluminium oleh Trump
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi Akun
Proteksi akunmu dari aktivitas yang tidak kamu lakukan.
199920002001200220032004200520062007200820092010
Data akan digunakan untuk tujuan verifikasi sesuai Kebijakan Data Pribadi KG Media.
Verifikasi Akun Berhasil
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau