Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Honda Prospect Motor Juga Mengaku Pantau Terus Isu Virus Corona

Kompas.com - 17/02/2020, 10:02 WIB
Ruly Kurniawan,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Virus corona yang mewabah beberapa waktu terakhir mulai mengganggu rantai pasokan suku cadang dan produksi mobil di berbagai negara. Bahkan, tak sedikit produsen yang terpaksa untuk melakukan penutupan pabrik sementara.

Diantaranya ialah, pabrik Nissan di Jepang, Hyundai, dan Renault di Korea Selatan, serta Fiat Chrysler di Eropa. Itu terjadi karena China merupakan pusat manufaktur dunia dan bagian utama rantai pasokan global untuk industri otomotif.

Meski demikian, PT Honda Prospect Motor (HPM) selaku agen tunggal pemegang merek mobil Honda di Indonesia menyatakan bahwa pihaknya belum terpengaruh akan virus mematikan tersebut.

Baca juga: Dampak Virus Corona, MotoGP Thailand Berpotensi Ditunda

Honda Thailand potong kapasitas produksiWorldindustrialreporter Honda Thailand potong kapasitas produksi

"Sejauh ini belum mengganggu supply chain di Honda Indonesia, saya tidak tahu kalau di tempat (perusahaan otomotif) lain. Kalau masalah ini terus semakin panjang, mungkin saja berpengaruh tapi kita tidak tahu pasti ke depannya," kata Business Innovation Sales & Marketing Director PT HPM Yusak Billy di Jakarta, Sabtu (15/2/2020).

Lagipula, lanjut dia, pabrik Honda yang terletak di Wuhan, China, akan segera beroperasi seperti sediakala pada Senin (17/2/2020). Jadi, seharusnya tidak akan menjadi masalah lagi.

"Tanggal 17 Februari besok pabrik di Wuhan mulai start. Maka seharusnya tidak akan ada masalah, semoga bisa normal," ujarnya.

Baca juga: Pasar SUV Murah Kian Ramai, Ini Cara Honda Hadapi Rival Termasuk XL7

Produksi Honda City di Thailand.www.fastmotoring.com Produksi Honda City di Thailand.

Kalau pabrik Honda di China ternyata belum juga bisa beroperasi pada jadwal yang telah ditetapkan, lanjut Billy, Honda Indonesia masih bisa terhindar dari masalah pasokan suku cadang. Sebab, rantai pemasokan di beberapa negara belum akan terputus.

"Makanya kita harus ada risk management action di suppy chain. Jadi (pemasokan massal) harus jalan, kita kan ada di Thiland, Jepang, dan lainnya. Suppy chain itu tidak boleh putus," kata dia.

"Memang kalau sudah mempengaruhi supply chain, berat sekali. Kita akan teurs memonitoring isu ini, hour by hour progresnya seperti apa," ujar Billy lagi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau