Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Benarkah Biosolar B20 Tak Ramah Lingkungan?

Kompas.com - 13/01/2020, 17:24 WIB
Dio Dananjaya,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Belum lama ini Presiden RI Joko Widodo menjawab tudingan Uni Eropa yang menilai produk turunan kelapa sawit Indonesia, khususnya minyak kelapa sawit yang menjadi bahan dasar biosolar B20, tidak ramah lingkungan.

“Uni Eropa memunculkan isu bahwa CPO (Crude Palm Oil) tidak ramah lingkungan. Saya kira isu ini hanya soal perang bisnis antarnegara saja. Sebab, CPO bisa lebih murah dari minyak bunga matahari yang harganya lebih mahal dari CPO,” ujar Jokowi dalam keterangan resmi (12/1/2020).

Menanggapi hal ini, Ahli konversi energi dari Fakultas Teknik dan Dirgantara Intitut Teknologi Bandung Tri Yuswidjajanto Zaenuri, mengatakan bahwa secara proses produksinya bisa saja CPO menghasilkan emisi yang lebih banyak ketimbang produksi solar biasa.

Baca juga: Perbedaan Kapasitas Tangki BBM Mobil Hybrid dan Mesin Konvensional

Presiden Joko Widodo meresmikan implementasi program Biodiesel 30 persen (B30). Peresmian dilakukan di SPBU Pertamina MT Haryono, Jakarta Selatan, Senin (23/12/2019). KOMPAS.com/Ihsanuddin Presiden Joko Widodo meresmikan implementasi program Biodiesel 30 persen (B30). Peresmian dilakukan di SPBU Pertamina MT Haryono, Jakarta Selatan, Senin (23/12/2019).

Namun hal itu perlu kajian lebih lanjut, sebab jika berbicara performa mesin, terutama saat digunakan kendaraan diesel. Menurut Yus, campuran biosolar justru membuat emisi mobil-mobil lebih ramah lingkungan.

Seperti diketahui, biosolar merupakan bahan bakar yang terdiri dari campuran beberapa kandungan dari rantai panjang asam lemak.

Campuran ini dipakai sebagai alternatif bagi bahan bakar dari mesin diesel, dan terbuat dari sumber terbarui seperti minyak sayur atau lemak hewan.

Baca juga: Kenapa Posisi Tutup Tangki BBM Tiap Mobil Tidak Sama, Kiri dan Kanan?

Biosolar B20 PertaminaDok. Pertamina Biosolar B20 Pertamina

“Campuran biosolar B20 itu justru dapat meningkatkan cetane number, selain itu hasil pembakarannya juga menghasilkan lebih sedikit CO (karbon monoksida),” kata Yus kepada Kompas.com (13/1/2020).

“Hasilnya emisi lebih rendah, menurut saya itu klaim dari negara lain yang tidak punya sumber daya tersebut,” ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau