JAKARTA, KOMPAS.com - Tidak dipungkiri sepeda motor merupakan alat transportasi paling populer saat ini. Sehingga tak jarang pengendara membonceng anak kecil atau balita menggunakan motor.
Training Director Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) Jusri Pulubuhu, mengatakan, menurut aturan motorcycle safety standard, ada beberapa kesalahan yang dilakukan pengendara motor.
"Kesadaran mengenai keselamatan merupakan hal nomor satu. Untuk itu orang tua harus mengetahui risiko yang mungkin terjadi ketika membonceng anak dengan sepeda motor," kata Jusri kepada Kompas.com, Rabu (8/1/2020).
Baca juga: Ladies, Ini Bahayanya Boncengan Duduk Menyamping
1. Bonceng Anak di Depan
Tak jarang orang tua membonceng anak atau balita dengan sepeda motor di depan. Namun mulai sekarang sebaiknya hal itu dihindari sebab barbahaya untuk keselamatan sang anak.
Menempatkan anak kecil di jok depan sangat tidak dibenarkan dalam aspek keselamatan berlalu lintas.
"Kenapa tidak boleh ditaruh di depan, alasan pertama akan menggangu ruang gerak ketika pengendara sedang menyikapi ancaman yang terjadi dari depan," kata Jusri kepada Kompas.com, Rabu (8/1/2020).
2. Tidak Pakai Helm
Pelindung kepala alias helm merupakan hal mutlak dalam berkendara. Walaupun tidak menjamin seratus persen, helm dapat mengurangi risiko cedera kepala jika memang terjadi kecelakaan.
Saat ini mulai banyak helm untuk anak kecil atau balita. Merek dan harganya pun beragam, yang pasti sudah memenuhi kriteria SNI. Sehingga dari segi kualitas bisa dipertanggung jawabkan.
"Harus dimengerti banyak nyawa yang bisa selamat hanyadengan memakai helm. Jika untuk orang dewasa saja sangat penting, hal sama bahkan lebih dibutuhkan untuk abak balita yang dibonceng," kaa Jusri.
Baca juga: Di Thailand, Marquez Narik Bajaj dan Bonceng Nmax
3. Berdiri di Jok Belakang
Sepeda motor merupakan alat transporasi paling favorit saat ini. Tak jarang buat yang memiliki balita di taruh di tengah antara pengendara dan pembonceng dalam keadaan berdiri.
Hal ini cukup banyak ditemui di jalan. Alasannya dengan berdiri membuat ruang duduk atau jok lebih lega dan anak lebih aman karena berada di tengah. Padahal itu sangat berbahaya untuk sang anak.
"Meski sang anak berada di tengah tapi dengan kondisi itu tetap berbahaya. Sang anak tidak terlindungi dan risiko terlempar jika terjadi sesuatu di depan sangat mungkin," kata Jusri.