Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siap Mudik, Jangan Abaikan Rasa Lelah

Kompas.com - 23/12/2019, 09:42 WIB
Fauzan Dary Setyawan,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Perjalanan jauh dengan waktu yang panjang pastinya menimbulkan rasa lelah, khususnya bagi pengemudi. Namun, jangan abaikan rasa lelah, segera lah beristirahat.

Mudik menjadi sebuah rutinitas bagi masyarakat dalam menyambut hari raya ataupun musim libur panjang. Perjalanan mudik dengan keluarga tentu membutuhkan persiapan fisik yang baik. Kelelahan dalam perjalanan berisiko tinggi apalagi ketika mengemudi, bisa berakibat fatal.

Sony Susmana, Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI) saat dihubungi Kompas.com, di Jakarta, Minggu (22/12/2019), mengatakan, untuk menjaga fisik agar tetap prima dan mengutamakan keselamatan, seseorang diperbolehkan mengemudi maksimal tiga sampai empat jam, kemudian harus beristirahat.

Baca juga: Toyota Siapkan 309 Titik Layanan Selama Libur Natal dan Tahun Baru

“Maksimal mengemudi itu tiga sampai empat jam, kemudian harus beristirahat minimal 30 menit, jangan dipaksakan untuk terus mengemudi, berakibat fatal,” tegas Sony.

Apabila terdapat lebih dari satu pengemudi, maka bisa dikoordinasikan sesuai dengan kesepakatan, agar pengemudi sebelumnya dapat beristirahat.

Faktor penting yang menyebabkan kelelahan yakni kurangnya jam tidur sebelum mengemudi, lanjut Sony. Kondisi ini mengakibatkan fisik kurang pemulihan.

Selain itu, mengemudi dengan cara yang agresif atau terburu-buru dengan anggapan cepat sampai, justru membuat emosi yang berlebihan, itu juga berbahaya.

Kemacetan terjadi di Jalan Dr Satrio hingga ruas jalan Cassablanca, Menteng Dalam, Jakarta Selatan, Selasa, (17/12/2019). Kemacetan terjadi setelah sebelumnya jalan Dr Satrio sempat tergenang banjir dan tertutup endapan lumpur.KOMPAS.com/M ZAENUDDIN Kemacetan terjadi di Jalan Dr Satrio hingga ruas jalan Cassablanca, Menteng Dalam, Jakarta Selatan, Selasa, (17/12/2019). Kemacetan terjadi setelah sebelumnya jalan Dr Satrio sempat tergenang banjir dan tertutup endapan lumpur.
Sementara itu, Pakar Transportasi, Darmaningtyas, mengatakan, ada dua jenis pengguna jalan tol, yakni angkutan umum dan kendaraan pribadi. Kendaraan pribadi tentu saja memiliki kesempatan yang lebih banyak untuk beristirahat dan mengatur waktu perjalanan, sehingga dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk beristirahat. 

“Yang jadi masalah adalah angkutan umum yang hanya memiliki satu pengemudi. Potensi kelelahan dan ngantuk itu besar sekali karena pengemudi sudah lelah bekerja selama berhari-hari dengan waktu istirahat yang kurang,” ucapnya.

Seharusnya angkutan umum memiliki dua pengemudi, lanjut dia. Tujuannya, agar potensi kelelahan dapat diminimalisir, sehingga mengurangi resiko kecelakaan. 

Baca juga: Faktor Penyebab Pecah Ban di Tol Layang Jakarta-Cikampek

Darmaningtras melanjutkan, biasanya faktor yang menjadi penyebab kelelahan pengemudi yaitu kemacetan dan jalanan yang semrawut. Faktor tersebut akan menurunkan konsentrasi dalam mengemudi.

“Lebih baik beristirahat setiap tiga sampai empat jam sekali, jangan memaksa untuk mengemudi. Kemudian beristirahat minimal 30 menit, bisa digunakan untuk tidur,” kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau