Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Awas Pecah Ban saat Melintas di Tol Layang Japek, Ini 5 Penyebabnya

Kompas.com - 22/12/2019, 15:23 WIB
Ari Purnomo,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com- Kecelakaan saat berkendara bisa terjadi di mana saja, termasuk saat melintasi jalan tol layang Jakarta - Cikampek (Japek) II elevated. Banyak penyebab terjadinya, kecelakaan salah satunya adalah pecah ban.

Para pemilik mobil sebaiknya tidak mengabaikan kondisi ban mobil. Jangan sampai, saat digunakan ban mobil tiba-tiba mengalami pecah sehingga bisa berakibat fatal.

Kecelakaan bisa saja terjadi dan tidak hanya membahayakan diri sendiri, tetapi juga orang lain. Maka dari itu, pemilik mobil sebaiknya mengenali penyebab terjadinya pecah ban.

Berikut ada lima penyebab terjadinya pecah ban

 

Perhatikan isi garasi, khususnya mobil Anda. Periksa tekanan udara ban mobil Anda dan sesuaikan dengan ketentuan yang biasa diletakkan di pintu mobil. Ban dengan isi yang ideal mampu menghemat penggunaan bahan bakar.huffingtonpost.com Perhatikan isi garasi, khususnya mobil Anda. Periksa tekanan udara ban mobil Anda dan sesuaikan dengan ketentuan yang biasa diletakkan di pintu mobil. Ban dengan isi yang ideal mampu menghemat penggunaan bahan bakar.

Kurangnya tekanan angin

Customer Engineering Support PT Michelin Indonesia, Fachrul Rozi, mengungkapkan bahwa tekanan angin pada sebuah ban sangatlah penting. Jangan sampai ban kekurangan angin sehingga bisa berakibat ban meletus.

Rozi mengungkapkan, jika tekanan angin yang kurang akan membuat kawat di dinding ban mengalami stress. Dalam kondisi ini, dinding ban yang berfungsi sebagai penahan utama bobot mobil ke jalan, tidak mampu lagi bekerja dengan baik.

“Kalau sudah terus-terusan seperti ini, kawat bisa putus, hingga membuat dinding ban sobek. Apalagi saat berjalan, ban cenderung menjadi panas,” ujarnya kepada KOMPAS.com belum lama ini.

Baca juga: Awas Bahaya Pecah Ban, Lebih Baik Kelebihan daripada Kekurangan Udara

Maka dari itu, Rozi mengingatkan pentingnya menjaga kondisi tekanan angin sesuai tire placard yang terletak di bagian pintu mobil atau pilar B. Menurutnya lebih baik kelebihan daripada kekurangan tekanan angin.

“Kondisi tekanan angin yang seharusnya diisi 32 psi, namun diisi 35 psi lebih aman. Ketimbang yang harusnya 32 psi, tapi hanya diisi 25 psi,” ujarnya.

 

Ilustrasi tambal ban pinggir jalan yang biasa menawarkan jasa tambal model tusukGridOto.com Ilustrasi tambal ban pinggir jalan yang biasa menawarkan jasa tambal model tusuk

Menggunakan ban tambalan metode tusuk

Customer Engineering Support PT Michelin Indonesia Fachrul Rozi, mengungkapkan tambal ban cacing atau model tusuk memang cukup diminati. Salah satunya karena harganya yang terjangkau.

Padahal metode ini hanya dianjurkan untuk sementara saja. Jika dalam jangka waktu lama bisa membahayakan buat pemilik kendaraan itu sendiri.

“Tambalan model tusuk atau yang seperti cacing sifatnya hanya sementara, sampai dibawa ke bengkel," ujarnya.

Sebab, lanjutnya, tambalan ini tidak secara sempurna menutup lubang yang menyebabkan bocor.

Baca juga: Jadi Pemicu Pecah Ban, Tambal Ban Model Tusuk Hanya Untuk Sementara


Kalau dipakai terus menerus efeknya membuat karat pada kawat ban dan berujung pecah ban.

“Air mungkin bisa masuk atau bekas sayatan makin melebar hingga berakibat karat dan pecah ban,” kata Rozi.

Ban mobil kempis di jalan Tol fungsional Kaligangsa-Gringsing arah Jakarta.istimewa Ban mobil kempis di jalan Tol fungsional Kaligangsa-Gringsing arah Jakarta.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com