Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ingin Beli NMAX Seken, Kenali Penyakitnya

Kompas.com - 27/11/2019, 14:42 WIB
Gilang Satria,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Yamaha NMAX merupakan salah satu skuter yang paling diburu oleh konsumen. Tampang maskulin, bodi bongsor dan bagasi besar, membuatnya laris manis bahkan sampai versi bekasnya.

Harga jual model bekas untuk NMAX generasi pertama yakni model 2015-2017 pun masih cukup tinggi berkisar Rp 17 juta- Rp 19 juta. Tentu saja harga tersebut tentu tidak mutlak karena tergantung kondisi. 

Harga motor bekas yang masih terkatrol menandakan cukup diminati konsumen. Kendati demikian, merujuk pada jargon 'tak ada gading yang tak retak' NMAX juga punya kekurangan, terutama di generasi awal.

Baca juga: Perang NMAX dan PCX 150 di Bursa Motor Bekas, Siapa Paling Dicari?

Yamaha NMAX mendapat penyegaran dengan warna baru, yakni matte red.Istimewa Yamaha NMAX mendapat penyegaran dengan warna baru, yakni matte red.

1, Bunyi Berisik

Bachtiar Kemal Harahap, pemilik bengkel matik LD Garage Motor, di Depok, Jawa Barat,  mengatakan, suara berisik memang penyakit pada NMAX. Suara berisik ini bahkan bisa terjadi di motor kilometer rendah. 

"NMAX itu banyak kendala suaranya berisik. Noise itu bisa dibilang memang penyakit NMAX, kilometer rendah pun bisa kena, biasanya itu ada tiga, yaitu dari bearing noken as, kedua as pelatuknya, dan yang lebih ekstrem lagi itu pelatuknya yang kena," katanya kepada Kompas.com, Selasa (26/11/2019).

Kemal mengatakan jika pelatuk atau rocker arm yang bermasalah maka akan timbul bunyi berisik di bagian depan mesin. 

Biayanya perbaikannya pun cukup mahal, dan kejadian pelatuk NMAX bermasalah tidak sedikit.

"Paling ekstrem itu kalau kena pelatuknya, sebab kan NMAX pakai Variable Valve Actuation (VVA), pelatuknya satu paket dan harganya Rp 480.000. Kalau sudah rusak di situ lumayan mahal," kata Kemal.

 2. Tensioner Lemah

Salah satu kelemahan lainnya ialah tensioner yang lemah. Tugas tensioner sendiri ialah untuk menekan rantai keteng. Saat tensioner lemah, rantai jadi mudah kendur dan berisik. Hal ini yang kemudian membuat bunyi mesin NMAX jadi terdengar kasar.

Kemal mengatakan tidak semua NMAX mengalaminya. Mekanik yang biasa menangani matik ini mengatakan hal seperti itu kembali ke kondisi motor masing-masing. Motor sehat pun bisa saja tensionernya jebol.

"Saya berfikir itu dari bahannya, dari pabrik dapat tansioner yang per-nya lemah. Kelemahan tensioner di NMAX itu pernya cepat patah," katanya.

Kemal menjelaskan, tensioner memiliki per yang 'nyantol' dengan dudukan besi kecil sekitar 1-2 mm. Di situlah kelemahannya mudah patah.

"Biasanya kalau saya, kalau tensionernya sudah bermasalah saya anjurkan pakai tensioner adjustable, jadi sekalian bisa disetel," kata Kemal.

Yamaha NmaxYamaha Indonesia Motor Manufacturing Yamaha Nmax

3. Suspensi Belakang Keras

Salah satu masalah klasik yang diungkapkan pemilik NMAX generasi pertama ialah suspensi belakang yang keras. Karena itu pada model facelift 2017, Yamaha sudah membekali dengan sub tank untuk membantu kenyamanan.

"Iya makanya di model facelift kan sudah pakai sub tank lumayan berpengaruh. Mungkin Yamaha mendengar masukan konsumen banyak yang bilang keras," kata Septian Pamungkas, anggota Journalist Max Comunity (JMC).

Namun tidak semua orang beranggapan demikian. Seperti yang disebutkan Sello Satrio, pemilik NMAX tahun 2015 asal Tangerang, yang mengatakan suspensi belakangnya sebenarnya cukup nyaman. Sebab disesuaikan dengan bodi NMAX.

"Kalau saya sih tidak ngerasa begitu ya. Keras tapi tidak juga. Soalnya kalau terlalu lembut juga pasti motor tidak enak. Bodi besar. Tarikan kencang, bodi pasti ngayun," kata Sello kepada Kompas.com.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com