Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menjelajah Banyuwangi-Bali Naik Hybrid, Terasa Tidak "Istimewa"

Kompas.com - 14/10/2019, 08:02 WIB
Agung Kurniawan

Editor

Banyuwangi, KOMPAS.com – Sebagian besar masyarakat Indonesia masih ragu pada mobil berteknologi hybrid karena khawatir soal performa dan kenikmatan berkendara. Setelah menempuh sekitar 380 km perjalanan mengendarai beberapa mobil hybrid andalan Toyota, ternyata menjelajah Banyuwangi-Bali terasa tidak istimewa, biasa-biasa saja.

Rute perjalanan tes drive yang dihajat PT Toyota Astra Motor (TAM) ini, melibatkan 32 jurnalis dan delapan unit mobil bertenaga ganda Toyota, yakni Corolla Altis Hybrid (1 unit), Camry Hybrid (1 unit), Alphard Hybrid (1 unit), C-HR Hybrid (3 unit) dan Prius Prime Plug-In Hybrid (PHEV) (2 unit).

“Ada dua hal yang masih dipertanyakan masyarakat soal hybrid, yakni apakah mobil ini masih menyenangkan untuk dikemudikan, lantas bagaimana power-nya di jalan,” kata Anton Jimmi Suwandy, Direktur Pemasaran TAM di Bedugul, Bali, Kamis (10/10/2019).

Sebenarnya, ada satu masalah lagi yang masih dipertanyakan masyarakat soal hybrid, terkait servis dan biayanya. Untuk bahasan seputar servis, sudah dibahas lebih dulu, pada artikel terpisah, dengan dukungan data biaya servis resmi yang dikeluarkan langsung oleh TAM untuk seluruh line-up hybrid yang sudah dijual.

Baca juga: Kupas Seberapa Mahal Biaya Servis Mobil Hybrid Toyota

Toyota Alphard Hybrid, menjadi salah satu MPV premium berteknologi hybrid terlaris di Indonesia saat ini.KOMPAS.COM/Agung Kurniawan Toyota Alphard Hybrid, menjadi salah satu MPV premium berteknologi hybrid terlaris di Indonesia saat ini.

Bumi Blambangan

Perjalanan kali ini dimulai dari setibanya rombongan di Bandara Blimbingsari, pagi hari, kemudian diarahkan ke Sun Osing Cafe dan Resto, untuk sarapan. Jaraknya relatif dekat, sekitar 1 km. Suasana jalan di Bumi Blambangan-julukan Banyuwangi-relatif dipadati warga yang beraktivitas. Tentu saja tidak ada macet di sini, sehingga perjalanan cukup lancar.

Rombongan kemudian mengarah ke De Djawatan, kawasan hutan wisata di Benculuk, berjarak sekitar 23 km, ditempuh kurang dari satu jam. Hutan ini menampilkan pemandangan menakjubkan, berdiri puluhan, mungkin ratusan pohon Samanea Saman, juga dikenal dengan julukan pohon hujan, monkey pod, atau trembesi, berusia ratusan tahun.

Pada perjalanan pertama ini, Kompas.com mendapatkan kesempatan jadi penumpang di Alphard Hybrid, layaknya pucuk pimpinan di suatu perusahaan ternama. Maklum, Alphard merupakan multi-purpose vehicle (MPV) premium terlaris di Indonesia saat ini.

Mengingat pengalaman pernah berkendara naik taksi premium di Ibu Kota yang menggunakan basis kendaraan serupa, rasanya duduk di baris kedua Alphard Hybrid terasa biasa saja. Tentu saja kenyamanan mobil ini di atas rata-rata segmen MPV di bawahnya, semacam Kijang Innova atau Avanza. Bahkan, suasana kabin terasa jauh lebih senyap, apalagi ketika motor elektrik saja yang beroperasi, di saat baterai terisi, di bawah kecepatan 30 kpj.

Baca juga: Minat Konsumen Meminang Mobil Hybrid Memuncak

Urusan berkendara, Alphard Hybrid dibekali dua motor elektrik dipadu mesin konvensional 2.5 liter, berkode 2AR-FXE, dengan sistem e-Four. Ketika motor elektrik berkerja, maka MPV ini berkendara layaknya mobil berkonfigurasi all-wheel dirve (AWD). Kondisi ini yang membuat sensasi berkendara jadi lebih menyenangkan, ketimbang mesin konvensional saja yang berpenggerak dua roda depan.

Tes drive beragam model hybrid andalan Toyota, mampir ke hutan wisata dejawatan, berisi pohon trembisi berusia ratusan tahun di Banyuwangi, Jatim.TOYOTA Tes drive beragam model hybrid andalan Toyota, mampir ke hutan wisata dejawatan, berisi pohon trembisi berusia ratusan tahun di Banyuwangi, Jatim.

Taman Nasional Baluran

Petualangan dilanjutkan dengan menuju ke destinasi wisata kedua, setelah terlebih dahulu mampir ke diler Auto2000 Banyuwangi dan makan siang di Osing Deles (Desa Wisata Kemiren). Selepas makan siang, Kompas.com bersama tiga rekan media lain, berganti kendaraan, kali ini menggunakan Toyota C-HR Hybrid, menuju Taman Nasional Baluran yang berjarak 55 km dari titik berangkat.

Perjalanan ini melintasi ruas jalan raya nasional, melintasi Kabupaten Banyuwangi dan Situbondo. Kondisi jalannya berupa aspal datar, dengan beberapa ruas bergelombang, dan belokan landai.

Selama perjalanan, kami sengaja memilih karakter berkendara normal, bukan Eco, sehingga bisa merasakan kondisi normal C-HR layaknya mobil konvensional. Rasanya lagi-lagi, ya layaknya mobil normal, biasa-biasa saja. Tidak ada gejala kekurangan tenaga atau karakter “lemot” seperti yang dikhawatirkan masyarakat pada mobil hybrid.

Baca juga: Cara Toyota Menangkis Kekhawatiran Konsumen Soal Hybrid

Toyota C-HR Hybrid mampir ke Hutan Baluran di Banyuwangi, Jatim.TOYOTA Toyota C-HR Hybrid mampir ke Hutan Baluran di Banyuwangi, Jatim.

C-HR Hybrid yang memanfaatkan mesin 2ZR-FXE dengan output 100 PS dikombinasikan motor elektrik berkekuatan 36 PS, membuat karakter tenaganya mumpuni untuk perjalanan kali ini. Menyalip truk di depan terasa tidak perlu usaha yang sulit, karena cukup responsif.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau