Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pahami Bila Ban Mobil Kelebihan atau Kekurangan Tekanan Udara

Kompas.com - 18/09/2019, 06:52 WIB
Aditya Maulana

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Kecelakaan akibat mobil mengalami ban pecah sudah sering terjadi. Terakhir, yang sampai menelan korban jiwa, peristiwa di Tol Jagorawi, yakni Suzuki APV pecah ban dan sopir tidak bisa mengendalikan sampai akhirnya mobil terguling.

Belajar dari kecelakaan itu, tidak ada salahnya Anda terutama pemilik mobil tahu plus dan minus ban mobil kelebihan atau kekurangan tekanan udara.

Baca juga: Dua Penyakit yang Jadi Sebab Utama Pecah Ban di Jalan

Kepala Bengkel Auto2000 Cilandak Suparna, para pemilik mobil idealnya selalu berpatokan pada tekanan udara yang telah dianjurkan pabrikan.

Kecelakaan mobil akibat pecah ban di Ruas tol Jagorawi Kecelakaan mobil akibat pecah ban di Ruas tol Jagorawi

Bila sampai terjadi ketidak cocokan, seperti kekurangan atau kelebihan, masing-masing bisa memberikan efek negatif.

"Tentu sama-sama ada minusnya, tapi memang dari kerusakan akan lebih mudah menyerang yang kurang. Paling ideal harusnya saat akan mengisi udara melihat dari petunjuk yang tertera di bagian pilar pintu pengemudi, itu merupakan rekomendasi pabrikan yang dianjurkan," kata Suparna kepada Kompas.com belum lama ini.

Ilustrasi pecah ban: Kecelakaan tunggal di Tol Jagorawi, Minggu (15/9/2019), karena mobil mengalami pecah ban.Shutterstock Ilustrasi pecah ban: Kecelakaan tunggal di Tol Jagorawi, Minggu (15/9/2019), karena mobil mengalami pecah ban.

Suparna menjelaskan, setidaknya ada tiga efek buruk bila ban mobil kelebihan tekanan udara. Dampaknya ini lebih mengarah pada sisi kenyamanan ketika mengendarainya, yakni :

1. Mobil akan tidak stabil ketika dikendarai terutama pada kecepatan tinggi. Hal ini lantaran tapak ban yang menyentuh permukaan jalan mengecil, bahkan parahnya bisa menyebabkan terjadinya slip.

2. Pengendara dan penumpang akan merasakan bantingan yang keras karena udara di dalam ban terlalu padat yang membuat ban tidak bisa menyerap getaran. Perlu diingat, tekanan udara ban yang ideal memungkinkan ban memiliki daya redam layaknya sokbreker.

3. Permukaan ban akan cepat aus dari biasanya, terutama pada bagian tengah yang porsinya akan lebih banyak bergesekan dengan permukaan jalan saat udara di dalam terlalu padat.

Baca juga: Jadi Pemicu Pecah Ban, Tambal Ban Model Tusuk Hanya Untuk Sementara

Sedangan bila ban kurang tekanan udara, diklaim Suparna memiliki potensi yang lebih berisiko ketika dikendarai.

Ilustrasi cek tekanan udara pada banamericatop10.com Ilustrasi cek tekanan udara pada ban

Mulai dari tarikan mesin yang terasa berat sehingga membuat bahan bakar lebih boros, turunnya respon pengendalian akibat ban yang terlalu berat, sampai paling fatal pecahnya ban akibat rusaknya komponen yang ada pada ban seperti kawat, benang, maupun karet.

"Jadi baiknya selalu perhatikan tekanan udara ban. Pengecekan dilakukan juga tidak boleh sembarangan atau sekadar kira-kira, gunakan peralatan yang memang dibuat untuk mengukur tekanan udara yang ideal," ucap Suparna.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau