Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kecelakaan Tol Jagorawi, Pelajaran dari Fatalnya Pecah Ban Mobil

Kompas.com - 15/09/2019, 14:51 WIB
Penulis Stanly Ravel
|

JAKARTA, KOMPAS.com - Kecelakaan akibat pecahnya ban kembali terjadi dan menelan koran jiwa. Kali ini peristiwa berlangsung di ruas Tol Jagorawi arah Jakarta pada Minggu, (15/9/2019), pagi.

Tiga orang meninggal dunia akibat insiden tersebut. Diketahui setelah ban sebelah kanan belakang Suzuki APV dengan nomor polisi F 1196 DH pecah.

Pengemudi hilang kendali dan mobil langsung terguling, dan membuat penumpang dari dalam kabin terlempar keluar.

Menanggapi insiden tersebut, Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI) Sony Susmana, menjelaskan bila peristiwa ban pecah ketika mobil dikendaraai sampai berdampak pada insiden bukan hal baru.

Baca juga: Kecelakaan di Jagorawi, Ingat Lagi Bahaya Pecah Ban

"Banyak faktor soal ban pecah sampai membuat celaka, paling sering ini karena kurangnya perawatan. Maksud dari kurang perawatan itu penjabaranya luas, tapi paling sering karena masalah klasik soal tekanan udara yang tidak dijaga," ucap Sony saat dihubungi Kompas.com, Minggu (15/9/2019).

Foto ban pecah atau meleleh yang disebut karena melindas botol berisi air keras dan beredar di grup-grup percakapan.- Foto ban pecah atau meleleh yang disebut karena melindas botol berisi air keras dan beredar di grup-grup percakapan.

Sony menjelaskan ketika tekanan udara pada ban tidak sesuai, maka saat mobil digunakan membuat kerja dinding ban atau side wall lebih berat. Apalagi konteksnya di kecepatan tinggi dan di jalan tol.

Faktor kedua karena ban yang sudah aus. Akibat kurangnya perhatian terhadp kondisi ban, kadang pemilik mobil luput memperhatikan kondisi permukaan ban yang mungkin saja sudah tak lagi layak pakai.

"Cek udara saja tidak apalagi lihat kondisinya, faktor kedua karena bisa juga perawatan yang salah seperti menggunakan semir ban yang kita tidak tahu bahanya apa saja. Sementara paling akhir ini kondisi yang sebenarnya banyak dilakukan tapi kurang disadari, yakni menyiksa ban," kata Sony.

Baca juga: Kecelakaan Tol Jagorawi Penumpang Sampai Terlempar dari Kabin Mobil, Ini Pentingnya Sabuk Pengaman

Torsi yang besar bisa membuat bagian belakang seperti nge-driftdok KTB Torsi yang besar bisa membuat bagian belakang seperti nge-drift

Menyiksa ban yang dimaksud adalah sering berkendara pada kecepatan tinggi, melakukan manuver kasar, serta melakukan pengereman mendadak. Hal-hal tersebut tanpa disadari membuat kerja ban jauh lebih berat.

Baca juga: Pilihan Mobil Seken Rp 150 Jutaan, Bisa Dapat Fortuner

Kekuatan Ban

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com