Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 13/09/2019, 14:12 WIB
Ruly Kurniawan,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

MAKASSAR, KOMPAS.com - Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) bingung banyak pihak yang memberi komentar bernada sumbang terhadap mobil Esemka. Padahal, mobil tersebut adalah karya Indonesia sendiri.

Kehadiran mobil Esemka Bima buatan PT Solo Manufaktur Kreasi menuai banyak pro dan kontra. Ada kabar yang mengatakan bahwa mobil hanyalah rebadge dari salah satu produk China yaitu Changan Star Truck.

Ketua Umum Gaikindo Yohannes Nangoi mengatakan, sudah sepatutnya Indonesia bangga dengan Esemka, bahkan sudah memiliki TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri), sampai 60 persen.

Baca juga: Diproduksi Lokal, Komponen Esemka dan Produk Jepang Sama Baiknya

Pabrik Esemka milik PT Solo Manufaktur Kreasi di Boyolali, Jawa TengahStanly Pabrik Esemka milik PT Solo Manufaktur Kreasi di Boyolali, Jawa Tengah

"Saya bingung kenapa dinyinyirin, seharusnya bangga karena diproduksi di Indonesia. Berarti, ada investasi yang diikuti oleh penyerapan tenaga kerja sehingga bisa meningkatkan devisa negara," kata Nangoi di Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu (11/9/2019).

Soal kemiripan dengan produk lain, sebenarnya hal itu sangat wajar di dunia otomotif. Menurutnya, asalkan produksi dan penggunaan komponen mobil melibatkan industri di dalam negeri, tidaklah masalah.

Baca juga: Apakah Esemka Mendapat Perlakukan Spesial dari Pemerintah?

Tes Drive Esemka Bima 1.3 Tes Drive Esemka Bima 1.3

"Tentang kemiripan, ini suatu yang normal. Perhatikan saja mobil yang beredar di Indonesia saat ini, mirip-mirip satu sama lain. Entah lah, menurut saya yang paling penting itu mobil menggunakan merek nasional kemudian pembuatannya dan penggunaan komponennya dari lokal," kata Nangoi.

"Memang, pada tahap awal ini baru 60 persen TKDN-nya. Nanti seiring berjalannya waktu akan terus bertumbuh sehingga mobil benar-benar diproduksi dan milik Indonesia," ujar Nangoi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau