Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bukan CKD atau IKD, Esemka Pakai Sistem Beli Putus

Kompas.com - 12/09/2019, 13:45 WIB
Dio Dananjaya,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.comEsemka Bima yang meluncur pada Jumat lalu (6/9/2019), dinilai beberapa pihak bukan merupakan hasil pengembangan sendiri. Pikap asal pabrikan PT Solo Manufaktur Kreasi itu disebut memanfaatkan platform dari pabrikan lain alias rebadge.

Menanggapi hal ini, Direktur Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat Pertahanan Kemenperin, Putu Juli Ardika, menyebutkan benar jika produk Esemka menggunakan desain yang sama dengan mobil yang ada di Cina.

“Kalau yang saya tangkap, Esemka itu melakukan hal seperti beli putus desain,” ujarnya kepada wartawan di Jakarta (11/9/2019).

Baca juga: Diproduksi Lokal, Komponen Esemka dan Produk Jepang Sama Baiknya

PT Solo Manufaktur Kreasi resmi memproduksi mobil Esemka di Boyolali, Jawa Tengah. PT Solo Manufaktur Kreasi resmi memproduksi mobil Esemka di Boyolali, Jawa Tengah.

Ia mengatakan, nantinya Esemka punya kewenangan dalam pengembangan selanjutnya. Diharapkan transfer teknologi akan mempermudah Esemka dalam mengembangkan desain selanjutnya.

Meski begitu, Esemka tidak menganut sistem CKD (completely knocked down) atau IKD (incompletely knocked down), melainkan pakai sistem part by part. Menurut Putu, hanya komponen-komponen yang tak tersedia di sini saja yang diimpor dari negara asalnya.

“Bukan CKD atau IKD. Kalau CKD kan komponen terurai lalu dibuat utuh di sini. Kalau esemka dia tidak pakai fasilitas itu, dia pakai part by part. Kalau dari sisi manufaktur, memang dilihat mana yang paling memungkinkan,” jelasnya.

Baca juga: Belasan IKM Siap Pasok Komponen Esemka

Intip dalaman pabrik Esemka di Boyolali Intip dalaman pabrik Esemka di Boyolali

Putu juga menambahkan, sebelum acara peresmian pihaknya telah ditunjukkan terkait komponen-komponen Esemka. Meski belum seluruhnya, mayoritas komponen Esemka sudah menggunakan buatan Indonesia.

“Di sana kelihatan, itu mulai dari engine block, crankshaft, itu memang sudah kerja sama dengan industri dalam negeri,” tutupnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau