Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 20/08/2019, 09:02 WIB
Gilang Satria,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Perpres No.55 Tahun 2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai untuk Transportasi Jalan, akan menjadi acuan pengembangan mobil listrik di Indonesia.

Mobil listrik mendapat insentif dan keringanan pajak, terlebih jika dirakit lokal dengan tingkat komponen lokal sebesar 35 persen. Namun sebelum ada Perpres, mobil listrik murni berstatus CBU ternyata sudah mendapat keringanan pajak.

Rudy Salim, Presiden Direktur Prestige Image Motorcars, importir umum yang memasukkan mobil listrik Tesla pada 2018, mengatakan, sejak diimpor Tesla memang tidak dibebankan PPnBM (Pajak Penjualan atas Barang Mewah).

Baca juga: Ini Dia Skuad Mobil Listrik Toyota

"Untuk Tesla karena full electric, memang dari dulu tidak dikenakan PPnBM alias 0 persen," kata Rudi yang dihubungi belum lama ini, di Jakarta.

Kendati tidak dikenakan PPnBM, namun lanjut Rudy, masih dikenakan sejumlah pajak, seperti PIB (Pemberitahuan Impor Barang) sebesar 50 persen, PPN (Pajak Pertambahan Nilai) 10 persen dan PPH (Pajak Penghasilan) 10 persen.

Lantas ketika mobil listrik asal Amerika Serikat tersebut tiba di Indonesia dan mau digunakan di jalan raya, maka akan dikenakan lagi BBNKB atau Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor sekitar 11 persen.

Baca juga: Daihatsu Masih Tutup Mulut soal MPV Hybrid Murah

Armada taksi Bluebird bertenaga listrik BYD e6 dan Tesla model X 75DKompas.com/Setyo Adi Armada taksi Bluebird bertenaga listrik BYD e6 dan Tesla model X 75D

"Hal ini yang tetap membuat harga mobil mencapai dua kali lipat dari negara asalnya. Sehingga untuk Tesla Model S dan Model X harganya masih di atas Rp 2 miliar," ucap Rudy.

Bakal Turun

Adapun beberapa insentif fiskal yang diatur Perpres No.55 Tahun 2019 antara lain, insentif bea masuk impor, insentif PPnBM, insentif pembiayaan ekspor, serta insentif superdeduction tax untuk kegiatan vokasi dan penelitian di industri kendaraan listrik berbasis baterai.

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto optimistis berbagai insentif fiskal yang diberikan pemerintah dapat membuat harga kendaraan listrik makin bersaing dengan mobil biasa berbasis bahan bakar minyak (BBM).

“Kalau sekarang beda harganya sekitar 40 persen. Dengan kebijakan itu (insentif) maka bisa menjadi sekitar 10 persen-15 persen dari mobil combustion engine (mobil bermesin pembakar),” ucap Airlangga, Kamis (15/8/2019).

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com