JAKARTA, KOMPAS.com - Jalan Esemka menjadi merek mobil karya anak bangsa tidak mudah. Pertama kali namanya muncul pada 2012, ketika itu dipopulerkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang kala itu masih menjabat Wali Kota Solo, Jawa Tengah.
Esemka awalnya merupakan gagasan Sukiyat, pemilik bengkel Kiat Motor. Kala itu sering membantu siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) bidang otomotif di wilayah Solo dan Jawa Tengah.
Adanya Sukiyat dan ketertarikan Jokowi kala itu membuat nama Esemka mulai terdengar di Indonesia. Esemka waktu itu digadang sebagai mobil karya anak bangsa buatan siswa SMK Solo.
Jokowi bahkan sempat mengganti kendaraan dinasnya memakai mobil Esemka, sehingga gaung Esemka makin terdongkrak.
Karir Jokowi pun melaju sejalan dengan meningkatkan ketertarikan masyarakat terhadap Esemka. Namun hal itu tak bertahan lama, gaung Esemka memudar saat Jokowi hijrah menjadi Gubernur Jakarta.
Tak lama menjadi orang nomor satu di Jakarta, Jokowi kemudian masuk bursa calon presiden pada 2014. Saat itu, Jokowi menang, Esemka makin tenggelam, karena tidak punya brand ambassador sekaliber Jokowi lagi.
Hidup Esemka kemudian terkatung-katung disebut karena permasalahan modal. Pengembangan mandek. Sukiat sebagai penggagas pun tidak ikut lagi dalam Esemka. Melainkan berdiri sendiri membuat PT Kiat Mahesa Wintor Indonesia (KMWI).
"Saya itu memang yang gagas Esemka, tapi itu dulu saat awal-awal sampai prototipe yang kesembilan. Esemka sekarang sudah tidak ada kaitannya dengan Kiat," kata Kiat kepada Kompas.com di Klaten, Jawa Tengah, Senin (8/10/2018).
Punya Pabrik
Sempat turun-naik, kabar mobil Esemka terdengar lagi. Esemka dengan nama perusahaan, PT Solo Manufaktur Kreasi menggebrak dan memiliki pabrik di Desa Demangan, Boyolali, Jawa Tengah.
Pabrik itu bahkan sudah mulai memproduksi mobil. Hal ini dibuktikan oleh liputan eksklusif yang dibuat produser Fitri Oktarini dari KompasTV bersama tim dalam program Cerita Indonesia, Jumat (29/3/2019) petang.
Tayangan tersebut memperlihatkan hampir seluruh proses produksi mobil, mulai dari merangkai mesin, sasis, sampai tenaga kerjanya yang rata-rata diisi oleh lulusan sekolah menengah kejuruan (SMK).
Dalam program tersebut terlihat rata-rata mobil yang diproduksi berjenis pikap. Pabrik Esemka pun memiliki fasilitas tes jalan untuk menguji kendaraan yang selesai diproduksi.
Manajer Produksi PT Solo Manufaktur Kreasi Dias Iskandar Saputra mengatakan, pabrik Esemka terbagi dalam beberapa bagian untuk proses produksi dan dua perakitan jenis mesin, yakni diesel dan bensin.
"Di pabrik ini kami ada diesel line, gasoline line, monocoque line, lalu nanti yang akan datang itu ada welding dan body painting. Untuk diesel difungsikan merakit mesin diesel 1.8 L, 2.5L, dan 2.7L, untuk yang bensin itu untuk kapasitas 1.2 (liter) dan 1.3 (liter)," ucap Dias.