Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 14/08/2019, 16:27 WIB
Stanly Ravel,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Tak lama Perpres percepatan kendaraan listrik di tanda tangani Presiden Joko Widodo (Jokowi), PT Solo Manufaktur Kreasi, selaku pemegang merek mobil lokal Esemka akhirnya menampakan diri.

Tidak tanggung-tanggung, Esemka juga telah mengklaim siap merilis produk niaga ringannya dalam waktu dekat.

Tapi kehadiran Esemka yang secara tiba-tiba ini pun kembali menimbulkan ragam spekulasi, salah satunya isu mengenai adanya produk di segmen mobil listrik. Apalagi mengingat sebagian besar komponen mesin yang digunakan Esemka juga didatangkan dari negara yang sedang menggebu-gebu mengembangkan teknologi mobil istrik, yakni China.

Ketika menyinggung soal ini, Presiden Direktur PT Solo Manufaktur Kreasi (Esemka) Eddy Wirajaya, menjelaskan bila Esemka punya mimpi untuk bermain mobil listrik, namun tidak untuk saat ini.

Baca juga: Esemka Disebut Mobil Nasional Indonesia Itu Salah Kaprah

"Pada dasarnya semua pemain otomotif pasti arahnya mau main ke mobil listrik karena ini juga sudah global, demikian juga kami punya mimpi untuk ke sana (mobil listrik). Tapi karena ini kita perusahaan baru maka kita jalankan yang sudah dicanangkan dulu sambil membuat rencana ke depannya," ucap Eddy saat dikonfirmasi Kompas.com, Rabu (14/8/2019).

Saat disinggung soal isu kerjasama dengan PT Pindad (Persero) yang dulu sempat ramai untuk membuat motor listrik Esemka, Eddy tidak menampik bila dulu memang ada upaya pengembangan untuk kendaraan motor listrik. Tapi sesi tersebut kini sudah tak berjalan lagi.

- -
"Mengenai kerjasama dengan Pindad, memang betul kami ada pernah kerjasama, namun sekarang kami sedang fokus pada fasilitas dan produksi di pabrik kami untuk kendaraan komersial, Bima," ujar Eddy.

Sebelumnya saat bersama dengan beberapa media, Direktur PT Solo Manufaktur Kreasi Joko Sutrisno, menjelaskan Indonesia masih perlu banyak pengembangan untuk menuju kendaaan listrik. Mulai dari kesiapan listrik sampai masalah infrastruktur.

Baca juga: Benarkah Esemka Rebadge dari Mobil China?

"Kita juga harus berhitung soal listrik bagaimana dayanya dan kesiapannya, karena peristiwa mati lampu kemarin saja sudah banyak yang langsung sewot, lalu yang kedua soal infrastrukturnya seperti charging station dan lain sebagainya," kata Joko.

Joko mengakui memang Esemka dulu sempat membuat dan mencoba-coba untuk membuat kendaraan listrik, bahkan sudah pernah memikirkan beberapa strategi seperti bagaimana charging station-nya, lalu membuat stasiun untuk tukar baterai, dan lain sebagainya. Namun karena banyak yang harus disiapkan maka hal ini kembali diurungkan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com