Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Efeknya Bila Ban Mobil Kelebihan Atau Kekurangan Tekanan Udara

Kompas.com - 16/06/2019, 17:32 WIB
Stanly Ravel,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kurangnya tekanan udara menjadi penyebab utama ban mobil mudah rusak dan berumur pendek. Namun bukan berarti bila kelebihan udara atau terlalu kencang justru lebih aman.

Menurut Kepala Bengkel Auto2000 Cilandak Suparna, para pemilik mobil idealnya selalu berpatokan pada tekanan udara yang telah dianjurkan pabrikan. Bila sampai terjadi ketidak cocokan, seperti kekurangan atau kelebihan, masing-masing bisa memberikan efek negatif.

"Tentu sama-sama ada minusnya, tapi memang dari kerusakan akan lebih mudah menyerang yang kurang. Paling ideal harusnya saat akan mengisi udara melihat dari petunjuk yang tertera di bagian pilar pintu pengemudi, itu merupakan rekomendasi pabrikan yang dianjurkan," kata Suparna kepada Kompas.com, beberapa waktu lalu.

Baca juga: Selesai Mudik, Jangan Lupa Urut Kaki-kaki Mobil

Suparna mengatakan, setidaknya ada tiga efek buruk bila ban mobil kelebihan tekanan udara. Dampaknya ini lebih mengarah pada sisi kenyamanan ketika mengendarainya, yakni :

1. Mobil akan tidak stabil ketika dikendarai terutama pada kecepatan tinggi. Hal ini lantaran tapak ban yang menyentuh permukaan jalan mengecil, bahkan parahnya bisa menyebabkan terjadinya slip.

2. Pengendara dan penumpang akan merasakan bantingan yang keras karena udara di dalam ban terlalu padat yang membuat ban tidak bisa menyerap getaran. Perlu diingat, tekanan udara ban yang ideal memungkinkan ban memiliki daya redam layaknya sokbreker.

3. Permukaan ban akan cepat aus dari biasanya, terutama pada bagian tengah yang porsinya akan lebih banyak bergesekan dengan permukaan jalan saar udara di dalam terlalu padat.

Ciri-ciri keausan ban tergantung tekanan ban.wintertyres-yorkshire.co.uk Ciri-ciri keausan ban tergantung tekanan ban.

Sedangan bila ban kurang tekanan udara, diklaim Suparna memiliki potensi yang lebih berisiko ketika dikendarai. Mulai dari tarikan mesin yang terasa berat sehingga membuat bahan bakar lebih boros, turunnya respon pengendalian akibat ban yang terlalu berat, sampai paling fatal pecahnya ban akibat rusaknya komponen yang ada pada ban seperti kawat, benang, maupun karet.

Baca juga: Rotasi Ban Sebelum Mudik, Ini Hukumnya

"Jadi baiknya selalu perhatikan tekanan udara ban. Pengecekan dilakukan juga tidak boleh sembarangan atau sekadar kira-kira, gunakan peralatan yang memang dibuat untuk mengukur tekanan udara yang ideal," kata Suparna.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com