Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengusaha Otobus Minta Pemerintah Perhatikan Juga Jalan Penunjang

Kompas.com - 15/05/2019, 16:22 WIB
Stanly Ravel,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Selain masalah kebijakan satu arah, Pengusaha Otobus Muda Indonesia (IPOMI) juga ikut mengomentari masalah infrastruktur di beberapa jalan arteri jelang mudik Lebaran tahun ini. Kondisi tersebut dianggap karena pemerintah terlalu fokus pada pembangunan jalan tol tanpa memperhatikan kondisi jalan penunjang.

Menurut catatan IPOMI, sejumlah jalan seperti di Sumatera, Lintas Tengah Jawa, dan Lintas Pantura masih ada kerusakan yang sampai saat ini belum tertangani. Kondisi tersebut tentu akan membuat penghambatan karena lepas dari tol, pemudik juga akan melintasi jalur-jalur tersebut.

"Selain masalah di jalan bebas hambatan, masih ada infrastruktur jalan Provinsi/Negara yang kondisinya rusak dan tidak ada tanda-tanda diperbaiki. Kondisi tersebut tentu akan menggangu kendaraan pemudik saat melalui jalur tersebut," ucap Pengurus Pusat IPOMI Anthony Steven Hambali, saat dihubungi Kompas.com, Selasa (14/5/2019).

Baca juga: Kebijakan Satu Arah Saat Mudik Tuai Polemik Pengusaha Otobus

Beberapa jalur rusak yang dimaksud adalah wilayah Jambi hingga Riau untuk di Sumatera, setelah itu Brebes dan Banyumas untuk Lintas Tengah Jawa. Sementara untuk Pantura sendiri mulai dari Batang hingga Kendal.

Bus double decker Scania K410IB yang dijadikan bus trans Jawa pertama oleh PO Putera Mulya Sejahtera dilengkapi dengan berbagai fasilitas premium.Dok. PO Putera Mulya Sejahtera Bus double decker Scania K410IB yang dijadikan bus trans Jawa pertama oleh PO Putera Mulya Sejahtera dilengkapi dengan berbagai fasilitas premium.

Sementara ketika disinggung bagaimana pengusaha bus nantinya masuk ke Jakarta ketika penerapan satu arah berlaku, Anthony mengatakan mau tidak mau mengalah lewat jalur arteri dengan konsekuensi keterlambatan untuk menjemput penumpang.

"Secara waktu pasti ada keterlambatan, karena sampai saat ini pemerintah tak memberikan solusi atau alternatif bagi transportasi umum yang notabennya juga untuk masyarakat, jadi ada sebagian pemudik yang juga jadi korban kebijakan tersebut," ucap Anthony.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau