Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Alasan Masih Banyak Pemudik Pakai Motor

Kompas.com - 14/05/2019, 17:02 WIB
Gilang Satria,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejak beberapa tahun terakhir, pemerintah terus menyosialisasikan untuk tidak mudik menggunakan sepeda motor. Berkendara jauh memakai motor kurang aman, terlebih berbarengan dengan ribuan pemudik lain.

Namun nyatanya tren pemudik menggunakan motor terus naik tiap tahun. Tahun 2016 jumlah pemudik menggunakan motor mencapai 5,6 juta unit, pada 2017 meingkat menjadi 6,4 juta unit, dan pada 2018 sekitar 8,5 juta unit.

Baca juga: Mudik Lebaran, Tol Cikampek Satu Arah Hingga Brebes

Edo Rusyanto, Koordinator Jaringan Aksi Keselamatan Jalan (Jarak Aman), praktisi dan pemerhati keselamatan berkendara, mengatakan, ada lima alasan utama mengapa banyak orang masih menggunakan motor untuk perjalanan mudik.

"Ada lima alasan utama menggunakan motor untuk perjalanan mudik. Pertama, memakai motor dianggap lebih efisien dari biaya. Tak bisa dipungkiri terkait urusan biaya, motor dinilai lebih hemat dibandingkan angkutan umum," kata Edo kepada Kompas.com, Selasa (14/5/2019).

Pemudik motor mulai padati jalur Kalimalang menuju Bekasi, Kamis (22/6/2017)Otomania/Setyo Adi Pemudik motor mulai padati jalur Kalimalang menuju Bekasi, Kamis (22/6/2017)

Alasan pertama ini merupakan yang paling banyak ditemui oleh pemudik motor. Bukan mereka tak mengerti terhadap risiko di jalan, tapi seperti diketahui tarif angkutan umum biasanya membubung saat musim mudik Lebaran.

Baca juga: Tips Beli Mobil Bekas buat Dipakai Mudik Lebaran

"Kedua, lebih efektif. Motor dianggap memberi keleluasaan dalam menentukan waktu berangkat, pulang dan istirahat. Termasuk dalam menentukan rute perjalanan, sangat leluasa bila dibandingkan angkutan umum yang sudah punya trayek," kata Edo.

Ketiga, kata Edo, motor dapat dimanfaatkan untuk transportasi di kampung halaman. Kesempatan untuk bersosialisasi dengan sanak saudara atau kerabat dianggap lebih leluasa ketika tersedia kendaraan pribadi.

"Keempat, indikator status sosial. Terakhir alasan kelima, menyalurkan jiwa petualang. Ada tantangan tersendiri menempuh jarak ratusan kilometer dengan sepeda motor," kata Edo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau