Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Studi Kendaraan Listrik Tahap Awal, Ini Kata Kemenperin

Kompas.com - 08/11/2018, 14:44 WIB
Ghulam Muhammad Nayazri,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Berdasarkan hasil studi kendaraan listrik tahap awal, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menyebutkan bakal ada pengehematan energi sampai 80 persen, dibandingkan mobil konvensional yang menggunakan bahan bakar minyak (BBM).

Studi yang diinisiasi Kementerian Perindustrian ini menggandeng Toyota, Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, serta perguruan tinggi. Kickoff “Electrified Vehicle Comprehensive Study” sendiri dilakukan pada Rabu (4/7/2018) lalu.

“Berdasarkan penelitian, rata-rata mobil listrik jenis hybrid itu bisa hemat 50 persen, sedangkan yang plug-in hybrid bisa lebih hemat lagi hingga 75-80 persen,” kata Airlangga dalam keterangannya di akun resmi Kemenperin.

Kemudian selain itu, pengehematannya juga dua kali lipat lebih besat dibanding dengan program B20. Jadi jika penggunaan B20 saja sudah bisa menghemat sekitar 6 juta kiloliter BBM, maka dengan hybrid atau plug-in hybrid akan ada dua kali penghematan, alias 12 juta kiloliter.

Studi mobil listrik Kementerian Perindustrian, akademisi dan Toyota.ISTIMEWA Studi mobil listrik Kementerian Perindustrian, akademisi dan Toyota.

Upaya tersebut optimis bisa memenuhi janji Pemerintah Indonesia buat turunkam Emisi Gas Rumah Kaca (CO2) sebesar 29 persen pada tahun 2030, sekaligus menjaga ketahanan energi, khususnya di sektor transportasi darat.

Selain itu, diharapakan target 20 persen untuk produksi kendaraan emisi karbon rendah, atau Low Carbon Emission Vehicle (LCEV) di tahun 2025 dapat tercapai.

Di dalam materi presentasi Studi Komprehensif Electrified Vehicle dari Agus Purwadi, Ketua Tim Riset ITB, pengujian dilakukan di Kota Bandung dan sekitarnya dengan membandingkan antara mobil konvensional, dengan hybrid electric vehicle (HEV) dan plug-in hybrid electric vehicle (PHEV).

Perjalanan yang ditempuh ada dua set-up, pertama perjalanan acak harian di dalam kota, kemudian perjalanan terkondisi jarak jauh.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau