JAKARTA, KOMPAS.com - Sejak awal milenium baru, industri otomotif roda dua tanah air diramaikan dengan kehadiran salah satu merek baru bernama
Viar. Walaupun menggunakan sebagian komponen yang diimpor dari negara lain, Viar sejatinya merupakan merek otomotif lokal, asli Indonesia.
Selama berkiprah di pasar sepeda motor dalam negeri, penerimaan masyarakat terhadap pabrikan yang bermarkas di Semarang ini harus diakui baru sebatas di segmen niaga. Dari segi penjualan, produk buatan Viar yang relatif laku di pasaran hanyalah motor gerobak.
Sebagai brand yang tergolong baru, Viar tentunya menghadapi problem berupa keraguan konsumen atas kualitas dan kekuatan dari produknya. Kondisi itulah yang menyebabkan motor-motor penumpang Viar tenggelam oleh kedigdayaan merek-merek asing yang memang sudah lebih dulu eksis.
AFP / PRAKASH MATHEMA Foto Gunung Ama Dablam yang memiliki ketinggian 6.812 meter, bagian dari Pegunungan Himalaya.
Guna membuktikan kemampuan produknya itulah, PT Triangle Motorindo selaku pemegang merek berencana akan menguji salah satu produknya untuk dipakai mengarungi perjalanan jarak jauh. Rute yang dipilih tak tanggung-tanggung, yakni dari Jakarta ke kawasan pegunungan yang puncaknya jadi yang tertinggi di dunia, yakni Himalaya.
Dalam misi tersebut, motor yang akan dites adalah Vortex 250 yang memang merupakan motor jenis
adventure. Penunggangnya adalah Gunadi yang merupakan punggawa dari komunitas FreeRiders Indonesia.
"Kami sangat mengapresiasi kegiatan perjalanan ini. Karena selain untuk memperkenalkan Indonesia di mata dunia, kegiatan ini juga akan menguji kemampuan Viar Vortex 250 sebagai kendaraan yang tangguh dan mampu untuk melibas jalanan di segala kondisi," kata Corporate Manager PT Triangle Motorindo Deden Gunawan kepada Kompas.com, Kamis (16/8/2018).
Kompas.com/Alsadad Rudi Gunadi (41), pria yang akan memulai perjalanan dari Jakarta ke Pegunungan Himalaya di Nepal dengan mengendari sepeda motor Viar Vortex 250.
Rencananya ekspedisi perjalanan "solo riding" Gunadi dengan Viar Vortex ini akan dimulai pada tanggal 26 Agustus 2018. Dengan menempuh jarak sekitar 15.000 kilometer, Gunadi diperkirakan akan tiba di Himalaya pada peringatan Hari Sumpah Pemuda yang jatuh pada 28 Oktober 2018.
Dari Jakarta, Gunadi akan bergerak ke Sumatera untuk menuju ke Pelabuhan Tanjung Balai Asahan, Sumatera Utara. Dari lokasi tersebut, ia akan menyeberang ke Pelabuhan Klang Malaysia. Dari titik itulah Gunadi nantinya akan melanjutkan perjalanan melintasi beberapa negara, dari mulai Thailand, Myanmar, Nepal hingga India.
Selama perjalanan, Gunadi diprediksi akan menghadapi berbagai medan atau kondisi jalan yang bervariasi. Mulai dari jalan aspal, pasir, bebatuan, melintasi hutan dan pegunungan, hingga salju dan cuaca ekstrem di bawah minus 10 derajat celcius.
"Perjalanan ini merupakan kesempatan berharga bagi Viar untuk menunjukkan kemampuan serta durability dari Vortex 250. Kami menyampaikan terima kasih kepada Bapak Gunadi karena telah memilih Viar sebagai tunggangan dalam ekspedisi ini dan kami berharap beliau mampu menuntaskan misi dan tujuan dari perjalanan ini," ucap Deden.