Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Radityo Wicaksono
Master of Engineering, Pencinta F1 dan Penggiat Blog

Full time Aircraft Performance Engineer di Garuda Indonesia & Part-time kolumnis dan narasumber Motorsport (Formula 1, Formula 2 dan Formula E)
Magister Teknik Mesin (INSA Strasbourg, Perancis) & Magister Manajemen (Universitas Pelita Harapan)

kolom

Mendongkrak Balapan F1 Jadi Lebih Gereget

Kompas.com - 21/05/2018, 09:02 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Perlu diketahui juga, bahwa turbulent air yang dihasilkan mobil F1 sangat panas. Sehingga, selain kehilangan grip, jika pembalap mengikuti mobil depan dengan jarak terlalu dekat, komponen-komponen penting mobil, misalnya rem, ban, dan mesin yang perlu dijaga suhunya, tidak mendapatkan asupan udara dingin, sehingga ada risiko overheating.

Ini alasan mengapa pembalap sering diinstruksikan oleh race engineeruntuk menjaga jarak sekitar 2 detik, jika tidak mampu untuk mendahului lawannya dengan cepat.

Kondisi teknis ini, menjadi salah satu kendala yang membuat kualitas balapan di Formula 1 menurun, karena tidak dapat melakukan aksi wheel to wheel sesering itu. Sehingga, untuk musim 2019, ada tiga peraturan baru untuk aerodinamika mobil, guna mengurangi kuantitas turbulent air yang dihasilkan oleh mobil.

  1. 1.       Sayap depan yang lebih simple

Inilah komponen yang menyebabkan paling banyak outwash, karena banyaknya winglets tambahan yang dipasang di sayap depan.

Peraturan baru yang diajukan oleh FIA untuk musim depan akan melarang penggunaan winglets-wingletstersebut, dan seluruh team harus menggunakan bentuk flaps yang standar dalam merancang sayap depan. Ukuran sayap depan juga akan lebih lebar, sehingga para perancang tidak lagi memerlukan winglet di bagian luar, yang sebelumnya berfungsi untuk mengalihkan aliran udara agar tidak menabrak ban depan.

Kemungkinan besar bentuk sayap depan yang akan digunakan musim depan akan sangat mirip dengan apa yang kita pernah lihat pada musim 2009 lalu, dengan flapsstandar yang sangat simpel.

  1. 2.       Brake ducts yang lebih simple

Fungsi utama brake ductsadalah untuk mendinginkan rem mobil, dengan menggunakan cara yang mirip dengan heat exchanger. Udara “dingin” memasuki lubang brake ducts, “mengambil” energi panas dari rem mobil, dan keluar dari brake ductsdengan suhu yang lebih tinggi. Namun, karena sebelumnya tidak adanya peraturan menghalangi ini, perancang mobil menggunakan wingletuntuk tujuan yang sama.

Peraturan baru musim depan juga akan melarang penggunaan winglets di brake ducts. Fungsi komponen ini menjadi lebih standar, yaitu menjaga temperatur rem tanpa ada fungsi aerodinamis lainnya.

  1. 3.       Sayap belakang yang lebih lebar dan lebih rendah

Perubahan peraturan ketiga ini sedikit berbeda dibandingkan dua peraturan pertama. Tujuan dari peraturan ini adalah untuk meningkatkan efek dari sistem DRS yang berada di sayap belakang mobil. Fungsi utama sayap belakang adalah untuk menghasilkan downforce, agar ban belakang menempel trek semaksimal mungkin.

Dengan sayap belakang yang lebih lebar, pastinya downforce yang dihasilkan akan lebih besar, namun akibatnya drag (atau gaya hambat) juga menjadi lebih besar juga, sehingga top speed mobil akan berkurang.

Maka dari itu, sayap belakang yang lebih lebar akan meningkatkan efektivitas DRS, karena perbedaan kecepatan di trek lurus antara mobil yang menggunakan DRS dengan mobil yang tidak menggunakan DRS akan lebih signifikan, sehingga akan mempermudah overtaking, dan logikanya, peraturan baru ini juga akan meningkatkan jumlah overtaking.

Pebalap Mercedes, Lewis Hamilton, keluar dari pit lane saat menjalani sesi latihan bebas hari pertama GP China di Sirkuit Internasional Shanghai, Jumat (13/4/2018).
GREG BAKER/AFP PHOTO Pebalap Mercedes, Lewis Hamilton, keluar dari pit lane saat menjalani sesi latihan bebas hari pertama GP China di Sirkuit Internasional Shanghai, Jumat (13/4/2018).

Menyelesaikan Masalah

Solusi-solusi ini memang menyentuh akar-akar dari masalah yang dihadapi oleh Formula 1: Aerodinamika mobil Fomula 1 pada era saat ini memang terlalu kompleks, dan menghasilkan fenomena-fenomena yang membuat aksi seru racing menjadi lebih sulit. Sehingga, ubahan peraturan mulai musim depan adalah quick wins.

Namun, seperti yang dikatakan oleh bos Red Bull, Christian Horner, solusi-solusi tersebut cukup “prematur” dan pengamibilan keputusannya terlihat diburu-buru, karena belum banyak test dan simulasi yang dilakukan terkait dengan peraturan aerodinamika baru tersebut. Peraturan aerodinamika yang diterapkan pada musim 2017 bertujuan agar mobil F1 menjadi lebih cepat, dengan target 3 hingga 5 detik lebih cepat dibandingkan dengan mobil musim 2016.

Dengan dikuranginya wingletsuntuk musim depan, secara otomatis, tingkat downforce yang dihasilkan oleh mobil F1 akan berkurang, sehingga mobil akan melambat kembali. FIA memprediksikan bahwa mobil rata-rata akan melamban 1.5 detik. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau