Jakarta, KOMPAS.com – Membeli mobil lewat lelang, jadi salah satu cara untuk bisa mendapatkan mobil bekas (mobkas) harga miring. Meski belum populer di kalangan individu, ini sudah jadi lahannya para pedagang yang berburu barang murah demi mengejar margin, ketika dijual kembali.
Namun bagi penyelenggara lelang, khusunya kendaraan roda empat, ternyata ada kekhawatiran tersendiri. Daddy Doxa Manurung, Presiden Direktur Ibid-Balai Lelang Serasi menyebut kalau ada yang namanya “arisan”, sebagai sebuah istilah yang mewakili aksi curang peserta lelang.
Bahasa lain yang lebih mudah memberikan gambaran selain arisan adalah “kongkalikong”. Jadi satu peserta lelang, meminta peserta lelang lainnya untuk tidak melakukan penawaran pada proses lelang, pada jenis mobil tertentu.
Sehingga dia bisa mendapatkan harga dasar atau harga paling bawah dari mobil tersebut. Namun Doxa menyebut, praktik ini hampir sudah tidak ada di wilayah Jakarta, tapi dicurigai masih kerap dilakukan di daerah-daerah.
Baca juga : Mobil Lelang Dibeli Tanpa Kredit
Artinya mobil yang seharusnya bisa naik lagi harganya tidak terjadi. Contohnya harga dasar mobil di tempat lelang Rp 120 juta, tapi dengan "arisan" dia bisa dapat hanya Rp 125 juta, padahal harga pasarannya masih Rp 160 juta.
“Kalau di Jakarta praktis sudah tidak ada, karena sekali datang pesertanya bisa 200-300 orang. Masih khawatir di daerah-daerah, di mana peserta lelangnya hanya 20 sampai 30 orang saja,” kata Doxa kepada Kompas.com, Rabu (21/3/2018).
“Bagi kami merugikan, bagi penjual (orang yang menitip mobil di balai lelang) juga rugi, harganya harusnya bisa naik. Walaupun si penjual sendiri sebenarnya sudah pasrah dengan harga dasar, dan harus terima kalau sudah terbentuk harga dasar,” ucap Doxa.
Maka dari itu, Doxa berharap kalau budaya lelang bisa semakin dikenal di masyarakat sebagai media baru dalam mencari mobil bekas, khususnya untuk perorangan. “Karena itu, saya ingin semakin banyak orang datang atau individu-individu ikut, agar ramai. Semakin banyak bisa menghilangkan praktik itu,” ucap Doxa.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.