Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Beda Kendaraan Listrik dan “Hybrid” Menurut Pakar

Kompas.com - 14/11/2017, 09:02 WIB
Ghulam Muhammad Nayazri

Penulis

Jakarta, KompasOtomotif – Industri otomotif global sudah mengarah ke kendaraan dengan emisi rendah, dan perlahan coba menghilangkan ketergantungan pada bahan bakar fosil. Isu itu melahirkan jenis kendaraan bermesin hybrid dan sepenuhnya listrik atau biasa disebut Electric Vehicle (EV).

Indonesia, sebagai pasar otomotif roda empat terbesar di Asia Tenggara, juga sudah mulai mengikuti tren global itu, beberapa regulasi sudah digogok untuk memuluskan roadmap industri ini ke depannya. Jadi penting nampaknya untuk mengetahui perbedaan kedua jenis kendaraan tersebut.

Kali ini penjelasan soal listrik dan hybrid coba diberikan oleh Muhammad Nur Yuniarto, peneliti Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya yang juga bergelar Doktor. Dirinya juga merupakan salah satu orang yang mengarsiteki kelahiran calon skuter listrik nasional, Gesits.

Langsung saja, seperti kata Nur, mobil listrik merupakan kendaraan yang digerakkan oleh sebuah motor listrik yang mengkonsumsi energi listrik dari battery, ataupun langsung dari kabel di atasnya.

Baca juga : Nissan Mengaku Note e-Power itu Mobil Listrik

“Berdasarkan definisi tersebut, kriteria kendaraan listrik adalah menggunakan motor listrik sebagai penggerak utama kendaraan tersebut, dan memanfaatkan battery sebagai sumber energi atau menggunakan sumber energi listrik dari kabel, atau sumber energi listrik lainnya,” ujar Nur kepada KompasOtomotif, Senin (13/11/2017).

Nur menambahkan, mobil listrik sendiri memiliki beberapa komponen kunci, di antaranya motor listrik, baterai (jika menggunakan jenis lithium ion, memerlukan battery management system), controller motor listrik, platform mobil listrik, dan sistem charging battery.

BMW i8Febri Ardani/Otomania BMW i8

Kendaraan Hybrid

Sementara untuk hybrid,  Nur menyebut kalau kendaraan jenis ini menggunakan dua atau lebih sumber energi sebagai tenaga penggerak, seperti motor assisted bicycle yang merupakan contoh jenis kendaraan hybrid. Begitu pula dengan mobil seperti Toyota Prius, ataupun BMW i8 dan BMW i3.

“Secara konfigurasi, ada dua jenis yang disebut paralel hybrid dan series hybrid,” kata Nur.

Kendaraan yang mengadopsi system paralel hybrid, menggunakan dua jenis sumber energi dan dua jenis penggerak. Sumber energinya sendiri berasal dari motor pembakaran dalam (internal combustion), yang fungsinya bisa disesuaikan.

Bisa digunakan sebagai motor penggerak kendaraan bersama sama dengan motor listrik, dan juga berfungsi memutar generator untuk memberikan supply listrik ke baterai, sebagai sumber energi motor listrik, contoh Prius.

Baca juga : Nissan Note e-Power Bisa Teguk Premium

Sedangkan jenis series hybrid, komponen motor pembakaran dalam hanya berfungsi untuk memutar generator saja. Listrik yang dihasilkan oleh generator, kemudian akan disimpan dalam battery dan selanjutnya digunakan untuk menjalan motor listrik dan kendaraan, contohnya adalah BMW i3. Kendaraan series hybrid ini sering disebut dengan kendaraan listrik dengan range extender. Misalnya, Nissan Note e-Power.

Komponen kunci kendaraan hybrid sendiri yaitu,  mesin pembakaran dalam dan sistem transmisi dayanya,  motor listrik, baterai (untuk paralel hybrid biasanya jumlah battery lebih kecil dibanding dibanding kendaraan listrik series ataupun kendaraan listrik 100 persen), platform, controller motor listrik, dan controller terintegrasi untuk mengatus sistem hybrid-nya.

Nissan Note e-Power versi pasar Jepang yang diuji coba di Indonesia, Senin (23/10/2017).Febri Ardani/KompasOtomotif Nissan Note e-Power versi pasar Jepang yang diuji coba di Indonesia, Senin (23/10/2017).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau