Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Laporan Langsung dari Tokyo Motor Show 2017, Jepang

Ini Kendala Utama Mobil Listrik dan Hidrogen

Kompas.com - 27/10/2017, 13:44 WIB
Aditya Maulana

Penulis

Tokyo, KompasOtomotif - Honda memamerkan tiga model konsep ramah lingkungan di ajang Tokyo Motor Show (TMS) 2017. Ketiga mobil masa depan yang ramah lingkungan itu terdiri dari Sport EV (electric vehicle), Urban EV, dan NeuV.

Bukan hanya mobil konsep, Honda juga punya banyak model yang sudah diproduksi massal namun tetap ramah lingkungan. Mulai CR-V Hybrid, Clarity Fuel Cell (hidrogen), Plug-in Hybrid, hingga (Plugin Hybrid Electric Vehicle).

Lantas, dari semua teknologi yang ada mana yang masih banyak tantangannya?

Takahiro Hachigo, President and Representative Director Honda Motor Co. Ltd, menjelaskan di hadapan jurnalis asal Vietnam, Pakistan, dan Indonesia, termasuk KompasOtomotif, masing-masing memiliki sumber masalah.

Baca juga: Mobil Masa Depan Honda di Depan Mata

Sebagai contoh mobil listrik, secara infrastruktur belum cukup memadai karena tempat pengisian baterai harus banyak. Paling penting lagi, jarak tempuh masih menjadi permasalahan besar, karena sekarang ini belum bisa berjalan sangat jauh seperti mesin konvesional.

Honda Clarity Fuel CellAditya Maulana - KompasOtomotif Honda Clarity Fuel Cell

Selain itu, menurut Hachigo Fuel Cell Vehicle (FCV/hidrogen) juga masih punya masalah. Salah satu contoh, Clarity hidrogen hanya cocok untuk digunakan di dalam kota, permasalahannya sama yakni mengenai jarak tempuh yang pendek.

"Tantangannya memang cukup berat. Biaya produksi hingga teknologi juga bisa menjadi masalah," ucap Hachigo di Tokyo, Jepang, Kamis (26/10/2017).

Honda Clarity PHEV di Tokyo Motor Show 2017Aditya Maulana - KompasOtomotif Honda Clarity PHEV di Tokyo Motor Show 2017

Faktor eksternal, pemerintah juga harus mendukung agar semua teknologi yang berhubungan dengan ramah lingkungan bisa berjalan dengan lancar. Salah satu contoh, memberikan insentif atau menyediakan infrastrktur.

"Jika ingin dikembangkan di negara berkembang, semuan faktor itu harus bisa diatasi dengan baik," ucap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau