Jakarta, KompasOtomotif – PT Astra Credit Company mengalami pertumbuhan bisnis sepanjang Januari-Mei 2017 sampai 14 persen, atau menjadi 12,2 triliun (year-on-year). Namun, untuk sektor otomotif, peningkatannya hanya di angka 4 persen.
“Kalau harus jujur, kenaikannya memang tidak semua dari mobil. Sementara kenaikan yang lain adalah dari kredit modal kerja, lalu kami juga memberikan kepada pengusaha-pengusaha, seperti diler financing, investasi dan sebagainya. Beberapa sektor itu memberikan kontribusi yang lumayan, termasuk juga ada sedikit dari properti,” ucap Jodjana Jody, Chief Executive Officer ACC, Selasa (14/6/2017).
Jody menambahkan, kalau pihak Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memang sudah memperbolehkan ACC untuk memberikan pembiayaan ke sektor non-konsumsi atau kredit modal kerja. Itu salah satunya yang menjadi alasan pertumbuhan cukup signifikan.
“Jadi itu yang kami lakukan untuk bnisnis ke depan. Mudah-mudahan dengan adanya peluang bisnis yang diberikan OJK, itu akan membuat kami tidak hanya fokus ke pembiayaan mobil saja,” tutur Jody. Namun memang saat ini 90 persen pembiayaan ACC masih di roda empat.
Proyeksi Akhir Tahun
Soal target sampai akhir tahun, Jody masih belum mau terlalu percaya diri. Dirinya mengatakan harapannya, paling tidak sama dengan perolehan di calendar year 2016, atau sebesar 27,5 triliun.
“Tahun lalu booking 27,5 triliun, berarti kami flat saja tahun ini. Saya tak targetkan besar-besar karena tahun ini kredit macet (NPL/nonperforming loan) industri pembiayaan sedang naik. Jadi saya juga harus berhati-hati,” tutur Jody.
“Kemudian kalau kita cek di otomotif, sampai Mei ini retail tidak naik, malah turun 2 persen setahu saya, cuma di Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) selalu berbicaranya wholesales, yang naik 4 persen. Namun, kalau kami diperhatikan, ini tandanya masih berbahaya. Jadi tahun ini sama dengan 2016 saja,” ucap Jody.
Sementara untuk NPL sampai Mei 2017, posisi ACC masih berada di bawah 1 persen atau tepatnya 0,75 persen. Hingga akhir tahun, harapannya bisa turun lagi menjadi 0,65 persen.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.