Tokyo, KompasOtomotif – Pernyataan presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump sempat mengguncang dunia otomtoif, terutama merek Jepang, terkait tuntutan membangun parik di di negerinya atau akan dicekik melalui tarif impor. Trump juga menuding kalau merek asal AS sengaja dipersulit masuk ke pasar Jepang.
Sejak ketegangan mencuat pada Januari 2017, pihak Japan Automobile Manufacturers Association (JAMA), melalui Hiroto Saikawa sebagai Chairman, akhirnya mulai angkat bicara. Saikawa mengatakan kalau pasar otomotif Jepang sangat terbuka lebar.
Mengutip Autonews.com, Senin (20/3/2017) ini dianggap sebagai upaya para produsen untuk menggandeng pemerintah Jepang dan Amerika, agar bisa memuluskan sengketa, akan akses masuk ke masing-masing pasar.
"Jika ada daerah di mana mereka menemukan kesulitan melakukan bisnis, maka kami ingin berdiskusi aktif dan datang dengan solusi," kata Saikawa pekan lalu di konferensi pers bulanan JAMA.
Di bawah tekanan perdagangan dari Presiden AS Donald Trump, pembuat mobil Jepang tidak hanya bersedia untuk mengatasi keluhan Amerika, mereka juga bahkan membela sikap presiden, yang disebutnya sebagai strategi "alami" untuk membangun lapangan kerja, bukan proteksionisme.
"Saya tidak berpikir mereka ingin menodai kesepakatan perdagangan bebas di mana banyak negara sudah menikmatinya. Mereka hanya mencoba untuk meningkatkan lapangan kerja di Amerika, dan saya sama sekali tidak berpikir ini merupakan bentuk proteksionisme,” tutur Saikawa yang juga pewaris Carlos Ghosn sebagai CEO Nissan.
Saikawa menambahkan, mempromosikan ekonomi lokal adalah bagian dari pekerjaan seorang pemimpin politik. "Melihat dari perspektif seorang perdana menteri atau presiden, adalah wajar mereka ingin investasi dilakukan di negara masing-masing," kata Saikawa.
Bulan depan, Amerika dan Jepang akan memulai pembicaraan tentang hubungan ekonomi. Dialog ini akan dipimpin oleh Wakil Perdana Menteri Jepang Taro Aso dan Wakil Presiden Amerika Mike Pence. "Kami memiliki harapan yang tinggi, untuk diskusi yang konstruktif ke depan," ucap Saikawa.
Menggendong merek Nissan dipundak, nampaknya juga yang mendorong Saikawa untuk andil, dalam meredakan agresifitas Trump. Pasalnya Nissan, merupakan salah satu merek Jepang yang akan sangat dirugikan jika Trump merevisi tarif impor.
Nissan tidak memiliki pabrik di Amerika, hanya di Meksiko. Sementara penjualan mobilnya di Amerika dan China berkontribusi 60 persen dari total penjualan secara global.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.