Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kendala Utama Perkembangan Motor Listrik di Indonesia

Kompas.com - 20/03/2017, 17:27 WIB
Donny Apriliananda

Penulis

Jakarta, KompasOtomotif – Lika-liku kemajuan teknologi dan industri sepeda motor listrik di Indonesia memang jauh dari siap. Tak hanya regulasi yang belum ada kata sepakat, namun berbagai kendala untuk mulai menancapkan tonggak harus dihadapi para produsen.

Meski Ketua Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) Johannes Loman mengatakan bahwa teknologi tak bakal bisa dilawan dan harus diikuti, namun untuk penerapannya di Indonesia butuh waktu lebih lama.

Kendala terbesar tentu saja harga. Pada umumnya, sepeda motor listrik akan jauh lebih mahal ketimbang motor konvensional, terkait dengan penerapan teknologi tinggi di dalamnya.

Problem-nya, motor listrik yang bertenaga, jarak tempuh panjang, charging pendek, belum ada. Kalau ada pun mahal. Sekelas 125 cc harganya bisa 2-3 kali motor sekarang. Infrastrukturnya juga belum ada (charging station). Itu yang perlu dibicarakan,” kata Loman, (17/3/2017).

Dia pun balik bertanya kepada KompasOtomotif, negara-negara mana yang perkembangan motor listriknya baik? Amerika Serikat mungkin saja, dengan Zero Motorcycles dan beberapa merek lain. Namun Loman menyatakan bahwa pasarnya masih sangat kecil.

”Taiwan mungkin juga cukup baik. Charging station banyak, tetapi tetap harganya mahal, dan orang di sana berkomuternya tidak seperti orang kita. Lalu, merek mobil listrik mana yang paling laku? Mungkin Tesla, tapi kan harganya mahal, seperti toys (mainan) orang kaya,” ujar Loman.

Harapannya agar lebih murah untuk diterapkan di Indonesia, satu-satunya adalah ditemukannya teknologi yang lebih canggih. Seperti ponsel yang saat ini bisa lebih murah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com