Jakarta, KompasOtomotif – Setelah berharap pada pesanan dari instansi pemerintah, ada satu hal lagi yang melebarkan jalan napas industri karoseri untuk bertahan. Pembangunan infrastruktur dari pemerintahan saat ini dinilai bisa menjadi peluang besar.
[Baca: Industri Karoseri ?Ngarep? Pesanan dari Pemerintah]
Menurut Sommy Lumadjeng, Ketua Umum Asosiasi Karoseri Indonesia (Askarindo), di saat penjualan mobil ”gonjang-ganjing” diikuti dengan menderitanya industri karoseri, harapan baru muncul dari kebijakan pemerintah soal infrastruktur.
”2017 masih punya harapan selain (pembelian) dari (instansi) pemerintah, infrastruktur. Pasti butuh truk untuk pembuatan jalan, atau bus buat ngangkut karyawan, sagala macam,” kata Sommy, (24/1/2017), di Jakarta.
Dia menegaskan bahwa karoseri hidup dari pesanan. Saat tidak ada order, proses produki pun berhenti. Hanya karoseri yang bisa menanggung beban penurunan pasar itulah yang akan bertahan.
”Industri karoseri ada yang besar dan kecil di tempat kami. Banyak yang tumbang karena tidak mendapat pemesanan. Sama seperti warung, kalau nggak ada yang beli ya tutup. Jd semua tergantung perekonomian, kondisif atau tidak,” ucap Sommy.
Campur Tangan
Harapan Askarindo, tidak ada bus impor agar karoseri tetap berjalan. Sommy mengatakan bahwa karoseri di Indonesia terus berusaha untuk memberikan inovasi dengan teknologi mutakhir. ”Campur tangan pemerintah dibutuhkan untuk menstimulasi. Karoseri tetap berusaha,” katanya.
Saat ini, di Indonesia, lebih dari 500 karoseri yang masih hidup. 200-an di antaranya bergabung dengan Askarindo.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.