Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tiga Masukan untuk Pemerintah, Terkait Motor Listrik

Kompas.com - 07/09/2016, 07:42 WIB
Ghulam Muhammad Nayazri

Penulis

Jakarta, KompasOtomotif – Pengembangan teknologi di dunia otomotif tentu tidak bisa dibendung, ditambah lagi dengan sedang ramainya pembahasan mengenai polusi udara. Produsen kendaraan, khususnya roda dua pun berlomba menelurkan produk zero emission bertenaga listrik.

Di Indonesia, Gesits,  skuter listrik hasil kolaborasi antara Garansindo dan akademisi dari Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) sudah diperkenalkan. Produk ini akan diproduksi di dalam negeri 2017, dan diklaim memiliki komposisi lokal sebesar 90 persen, 10 persennya masih impor (baterai).

Kehadiran sepeda motor listrik ini tentu masuk dalam lingkup Kebijakan Energi Nasional, yang diatur dalam Peraturan Pemerintah nomor 79 tahun 2014. Ditambah lagi oleh draft susulan, yang akan ditelurkan oleh Dewan Energi Nasional (DEN). Di mana pada salah satu poinnya, menargetkan 8 juta unit sepeda motor listrik ditahun 2025. Ini tentu perlu dorongan agar bisa terealisasi.

Baca juga : Dorong Pemerintah Dukung Kendaraan Listrik

Menanggapi hal tersebut, Muhammad Al Abdullah, Presiden Direktur Grup Garansindo, hanya mengaharapkan tiga hal dari pemerintah, untuk mendukung skuter listrik.

“Pertama, kebijakan yang nantinya akan dikeluarkan terhadap sepeda motor listrik, harus melalui diskusi dengan para produsennya. Jangan hanya merek konvensional saja, atau Asosisasi Industri Sepedamotor Indonesia (AISI), tetapi Garansindo-ITS sebagai pemilik skuter listrik Gesits, juga harus diajak duduk bersama,” ujar Al kepada KompasOtomotif, Selasa (6/9/2016).

Al melanjutkan, dengan begitu semua pandangan dan aspirasi dari seluruh pemilik kendaraan listrik, bisa tertampung dan tersalurkan. Kemudian yang kedua, kata Al, alokasikan insentif dengan tepat sasaran.

Baca juga : Gesits Sudah Diincar Perusahaan Asing

“Insentif tidak perlu macam-macam, khusus untuk skuter listrik yang paling penting adalah baterai, cukup kurangi pajak baterai yang masih impor, sampai kami selesai melakukan pengembangan. Seperti diketahui, kami menggandeng Universitas Gadjah Mada (UGM) untuk mengembangkan baterai, dan sudah berjalan,” ucap Al.

Terakhir, ucap pria yang akrab disapa Memet, yaitu menciptakan pasar di Indonesia, salah satunya kembali menggulirkan kebijakan program pemanfaatan tingkat kandungan dalam negeri. Caranya, menginstruksikan kepada para Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk membeli skuter listrik karya anak bangsa, Gesits salah satunya.

"Tidak harus seluruhnya, paling tidak setengahnya saja cukup. Karena malu jika yang membeli Gesits hasil karya anak bangsa malah perusahaan swasta, dibanding perusahaan milik negara," ujar Memet.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau